Gilanya Bisnis Satwa Liar, Mulai dari Facebook hingga Pohon
- dw
Ribuan hewan diperdagangkan di pameran reptil seperti di Pameran Terraristika di sebuah kota kecil Hamm, Jerman. Kemudian DW melakukan penyamaran dan pergi menelusuri perdagangan tersebut secara langsung. Peraturan hukum di Eropa relatif longgar mengenai perdagangan satwa liar, begitu satwa tersebut masuk Eropa, mereka dapat dijual secara legal meskipun merupakan hasil selundupan dari negara asalnya.?
Konservasionis berpendapat perdagangan legal dan teregulasi baik untuk spesies
Bisnis satwa liar dilindungi oleh the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) atau Konvensi Internasional Perdagangan SpesiesTerancam Punah, sebuah perjanjian yang ditandatangani 182 negara plus Uni Eropa, membatasi dan dalam beberapa kasus melarang penjualan satwa liar lintas batas.
Sejumlah konservasionis mengatakan perdagangan – selama termonitor dan teregulasi dengan baik – dapat melindungi habitat dan spesies itu sendiri karena memberikan penduduk setempat tambahan dana dalam program penyelamatan hewan. Kulit ular nan eksotis dijadikan fashion mewah untuk tas dan sepatu, dimana itu terus berlangsung secara berkelanjutan, namun populasi mereka tetap terjaga, ujar mereka. Namun tidak semuanya sependapat.
Pemburu membayar hingga $150.000 untuk membunuh gajah dan badak
Para pemburu trofi juga mengatakan bahwa mereka berkontribusi terhadap jalannya konservasi dengan membayar sejumlah uang untuk memburu sejumlah hewan, seperti gajah atau jerapah setiap tahunnya. Negara-negara Afrika dengan sumber dayanya yang terbatas dalam melindungi satwa liarnya menjadikan uang tersebut untuk program perlindungan dan anti-perburuan satwa liar, ungkap mereka.
Ini merupakan klaim yang kontroversial. Di samping argumen moral, beberapa konservasionis mengatakan perburuan trofi hewan langka sangatlah berbahaya dan menjadi semacam kamuflase kegiatan perdagangan satwa liar ilegal.