Misteri Berlian Biru, Perhiasan Pangeran Saudi yang Tiba-tiba Raib
- bbc
Muncul banyak teori tentang pembunuhan itu. Menurut catatan diplomatik yang ditulis pada 2010 oleh wakil kepala misi di kedutaan besar AS di Bangkok, pembunuhan tiga diplomat hampir pasti bagian dari perseteruan Saudi dengan kelompok militan Muslim Syiah Lebanon, Hezbollah.
Catatan dari Kedubes AS itu belakangan dirilis oleh Wikileaks.
Namun seorang pejabat Saudi yakin pada penyeledikannya tentang siapa yang semestinya bertanggung jawab dalam kasus ini.
Mohammed Said Khoja, tanpa senjata, menampilkan bukti dari kasus perhiasan yang hilang. - Getty Images
Mohammed Said Khoja, seorang diplomat Saudi dengan pengalaman selama 35 tahun, dikirim ke Bangkok segera setelah pencurian terjadi untuk mengawasi penyelidikan.
Saat terbang ke Thailand, ia berharap akan pulang ke Saudi setelah tiga bulan. Namun ia akhirnya tinggal di negara itu selama beberapa tahun.
Perannya secara teknis bukan sebagai duta besar, tetapi pemegang tanggung jawab diplomatik yang lebih rendah.
Status pekerjaannya itu muncul karena Arab Saudi menurunkan hubungan dengan Thailand setelah pencurian dan pembunuhan terjadi.
Akibat hubungan diplomatik yang memanas itu pula, jumlah pekerja Thailand di Arab Saudi turun dari lebih dari 200 ribu menjadi hanya 15 ribu orang.
Situasi itu dinilai merugikan perekonomian Thailand hingga miliaran dolar setahun. Hubungan antara kedua negara hampir tidak sebaik saat ini.
Khoja, seorang pria berkumis, menjalani sesi jumpa pers dengan pistol merek Smith & Wesson di atas mejanya.
Ia yakin, polisi Thailand bertekad menghabisinya. Sesi wawancaranya, yang bakal tayang di halaman depan surat kabar Thailand, sangat terbuka untuk level seorang diplomat.
Khoja secara terbuka menuduh polisi Thailand mencuri hasil sitaan barang curian, lalu membunuh para diplomat dan pengusaha Saudi untuk menutupi perbuatan tersebut.
Para korban itu dibunuh, katanya, karena mengungkap informasi sensitif tentang pencurian itu.
Perwira polisi yang bertanggung jawab atas penyelidikan pembunuhan para diplomat didakwa menghilangkan Mohammad al-Ruwaili. Tapi dakwaan itu kemudian juga dibatalkan.
"Polisi di negara ini lebih berkuasa ketimbang pemerintahan mereka sendiri," kata Khoja kepada , September 1994.