Kehebatan Cheng Ho, Pelaut Muslim Simbol Diplomasi China Modern
- abc
Xi Jinping secara khusus menekankan sosok Cheng Ho dalam berurusan dengan Filipina, Indonesia dan Malaysia.
Kyodo News: Kenzaburo Fukuhara via AP
Etnis Hui di China secara budaya lebih mirip dengan mayoritas etnis Han, karenanya sampai saat ini belum menjadi target pemerintah China, seperti yang dialami etnis Uyghur Turki.
Tapi organisasi dunia Human Rights Watch menggambarkan telah terjadi "peningkatan pengawasan" terhadap masyarakat Hui di provinsi asal mereka, Ningxia.
Pihak berwenang telah memerintahkan masjid-masjid yang dianggap terlalu bergaya Arab untuk diubah atau dihancurkan, sebagai bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk "membuat Islam sesuai karakter China".
Tahun lalu, ribuan warga etnis Hui memprotes pembongkaran masjid Agung di kota Ningxia, Weizhou, sebuah bentuk penentangan dari sebuah kelompok yang seringkali digambarkan sebagai "panutan minoritas Muslim".
'Mesjid Cheng Ho di kampung halamannya Kunyang, Yunnan, China.
Wikimedia Commons: Vmenkov
"Pihak berwenang China telah mengeksploitasi sosok Laksamana Cheng Ho, seorang Muslim, untuk keuntungan diplomatik dan komersial, di saat yang sama mengisolasi jutaan Muslim di wilayah Xinjiang, adalah puncak kemunafikan dan tidak tahu malu," kata Sharon Hom, direktur eksekutif Hak Asasi Manusia di China kepada ABC.
"Ini juga memaparkan tujuan sebenarnya dari pembangunan kekaisaran dan membentuk negara-negara pengikut di sepanjang rute "Belt dan Road"."
"Indoktrinasi ideologis Partai Komunis China yang sedang berlangsung di semua sektor dengan "pemikiran Xi Jinping" dan upaya-upaya untuk membuat agama "sesuai keinginan China" telah mencederai pengakuan pemerintah China untuk menghormati pluralisme," kata Hom.
Artikel ini telah disunting dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris, yang bisa dibaca di sini.