Usia Satu Abad Lebih tapi Masih jadi Pelatih Renang, Dua Jempol Deh!
- dw
Di tengah ruang tamu terletak sebuah meja makan besar. "Kemarin saya memasak selai dengan plum dari kebun. Apa Anda ingin mencicipinya?" Leo menempatkan cangkir kopi di atas meja dan perlahan mengiris sepotong kue.
Dia bisa melakukan semua sendiri. "Saya bahkan berpakaian sendiri." Kemandirian sangatlah penting dan ide untuk tinggal di rumah-rumah jompo terdengar mengerikan baginya. "Sangat menyenangkan berada di rumah sendiri, selama saya bisa membereskan tempat tidur seperti yang saya inginkan, saya puas."
"Hidup ini telah saya jalani dan cintai"
Memang ada saat-saat ketika Leo merasa kesepian. Dia telah hidup seorang diri selama empat tahun sejak istrinya Hildegard meninggal. "Dia adalah harta berharga. Harta karunku, Hilde-ku," wajah Leo pun sedih, menunjukkan foto seorang wanita yang sedang tersenyum.
"Saya tidak akan melupakannya, dia telah melakukan begitu banyak hal untuk saya. Sudah tiga orang anak ia lahirkan untuk saya. Bayi kami yang pertama sayangnya meninggal di masa kanak-kanak. Saat itu masa perang."
Usianya baru 16 tahun ketika mereka saling jatuh cinta. Mereka lantas menikah selama 73 tahun. "Kami tetap setia sampai akhir dan saya merekomendasikan itu kepada siapa pun." Ketika Hildegard meninggal pada usia 95 tahun, dunia seolah runtuh bagi Leo. Tetapi pekerjaan sukarela sebagai instruktur renang dan rekan-rekannya menyelamatkannya dari depresi.
"Perasaan bahwa ada seseorang yang membutuhkanku, membantuku terus berjalan." Sejak itu, dia mencoba mencari kekuatan dari kenangan indah miliknya. Kedua anaknya tinggal di dekatnya dan membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. "Saya telah menjalani hidup dan mencintai hidup ini, terlepas dari semua pukulan takdir."