Bos Big Blue Taxi Malaysia Sebut Indonesia Mayoritas Bukan Islam

Bos Big Blue Taxi Malaysia, Shamsubahrin Ismail.
Sumber :
  • thestar.com.my

VIVA – Pemilik Big Blue Taxi asal Malaysia, Datuk Shamsubahrin Ismail, menegaskan bahwa Indonesia mayoritas bukan Islam. Selain itu, ia juga bilang kalau Indonesia adalah negara miskin.

Biaya Amanda Manopo Pakai Ojol Selama Satu Tahun Bisa Beli Mobil Baru

Pernyataan bernada miring itu diungkapkannya lantaran menolak keras kehadiran Gojek di Malaysia.

"Gojek bukan jaminan masa depan anak muda. Mereka merusak anak muda. Kita bukan Indonesia. Indonesia mayoritas bukan orang Islam," kata Ismail, pada detik ke-37 dikutip dari VLIX, Rabu, 28 Agustus 2019.

Gojek Kasih Tahu Bocoran Cara Asyik Liburan Akhir Tahun dengan Cara yang Lebih Hemat dan Praktis

Pria gemuk berkacamata itu juga terang-terangan menyebut jika Indonesia adalah negara miskin.

"Ini negara-negara miskin, kita negara kaya. Kalau anak muda Indonesia bagus, mereka tak keluar negeri untuk cari kerja. Gojek hanya untuk orang miskin, seperti di Jakarta, di Thailand, di India, di Kamboja," tegas dia.

Cara Bikin Gojek Wrapped 2024 yang Ramai di Medsos, Cek Pengeluaran di Aplikasi Selama Setahun

Tak ayal, pernyataan Ismail ini membuat geram masyarakat Indonesia yang mendengarnya. Apalagi, ia mengatakan Indonesia adalah negara miskin, sementara Malaysia adalah negara kaya.

Pernyataan ini dianggap merendahkan profesi mitra pengemudi atau driver serta masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Namun, seperti dikutip MalayMail, Ismail akhirnya meminta maaf atas pernyataannya yang kontroversial tersebut.

"Saya dibombardir ribuan pesan dari teman-teman di Indonesia. Mereka protes pernyataan saya. Saya mohon maaf," ungkapnya.

Ia pun mengklaim sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung status sosial ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya mitra pengemudi atau driver Gojek.

"Atas semangat hubungan baik antara dua negara, sekali lagi saya meminta maaf dan mengklarifikasi bahwa saya tak pernah bermaksud menyebut masyarakat Indonesia miskin," jelas Ismail.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya