Logo DW

Saudi Longgarkan Aturan Perwalian: Reformasi Nyata atau Cuma Simbol?

Reuters/Twitter
Reuters/Twitter
Sumber :
  • dw

Hak-hak perempuan merupakan ancaman bagi rezim

Setahun yang lalu, para perempuan Saudi bersorak ketika mereka diizinkan mengemudi untuk pertama kalinya. Banyak media barat memuji kebijakan ini sebagai langkah pertama menuju kesetaraan gender di Arab Saudi. Bagaimanapun, ada banyak indikasi bahwa pemerintah Saudi hanya mengejar kebijakan simbolis dibandingkan reformasi seutuhnya. Aktivis hak-hak perempuan, Loujain al-Hathloul, yang mengajukan pencabutan larangan mengemudi di Arab Saudi, ditangkap tahun lalu dan mendekam di balik jeruji besi hingga hari ini.

Regina Nasr, seorang feminis Saudi yang tinggal di Australia, tidak percaya akan adanya perubahan nyata dalam hal hak-hak perempuan di Arab Saudi. "Mengambil kendali laki-laki atas perempuan akan mengakhiri keluarga kerajaan," katanya, seraya menambahkan bahwa sistem itu hanya berhasil karena laki-laki yang ditindas oleh rezim diberi kekuasaan atas perempuan." Jika kontrol ini hilang, mereka akan memberontak melawan keluarga yang berkuasa dan mengklaim hak-hak mereka."

Keluarga kerajaan akan membahayakan dirinya sendiri dengan memberlakukan reformasi kesetaraan gender, kata Nasr. Terlebih lagi, dia berpendapat bahwa masyarakat Saudi tidak akan menerima modernisasi seperti itu karena kaum laki-laki percaya kehormatan mereka berdasarkan kekuasaan mereka mengatur perempuan.

Muhammad al-Zulfa, seorang politisi pro-pemerintah Saudi, mengatakan dia ingin melihat perwalian atas perempuan dewasa dicabut karena "mereka sudah cukup umur, mampu mengurus orang tua atau anak-anak mereka sendiri, bekerja, mandiri dan bertanggung jawab." Seorang wanita Saudi yang tidak lagi tertindas juga tidak mencari perlindungan, kata Zulfa. Akan tetapi, dalam kasus perempuan yang lebih muda, ia mendukung adanya peraturan perwalian, dengan alasan bahwa mereka membutuhkan dukungan serta bimbingan.

Liberalisasi politik tidak terlihat

Al-Zulfa tidak mengkonfirmasi laporan tentang rencana kelonggaran sistem perwalian, tetapi menunjuk pada upaya modernisasi keluarga kerajaan: "Jika modernisasi menguntungkan wanita, hal itu layak disambut."