Negara Kena Sanksi Ekonomi, The Rich Kids di Iran Tetap Banyak Aksi
- dw
Hari ini, daerah yang sama dihuni para pejabat dan politisi revolusi Islam. Tetangga mereka sebagian besar adalah pengusaha kaya yang memiliki koneksi bagus dengan pihak penguasa. Bukan rahasia lagi kalau ekonomi Iran menderita akibat korupsi dan nepotisme.
Meski terkena sanksi ekonomi dari Amerika, para pelanggan berduit tetap bisa menemukan segala macam barang, termasuk produk asli dengan cap "Made in USA."
Ransel dari Nike misalnya. "Harganya setara dengan 68 euro (sekitar Rp1 juta)," kata Mehdi. "Penjualannya bagus sekali sekarang, banyak remaja menyukainya."
Uang 68 euro bukan jumlah yang kecil di Iran yang rata-rata penghasilan penduduknya sebesar 400 euro (Rp 6,2 juta) per bulan. Berdasarkan nilai tukar resmi bersubsidi saat ini, satu euro nilainya sekitar 48.000 rial.
Namun kurs senilai ini hanya berlaku jika misalnya seseorang ingin membeli obat-obatan. Sementara di pasar terbuka, nilai mata uang rial lebih rendah dari itu. Orang harus membayar 145.000 rial untuk satu euro. Jadi, buat sebagian besar orang, produk impor sangatlah mahal.
Budaya konsumsi di tengah krisi ekonomi
Negara ini telah mengalami krisis ekonomi selama lebih dari setahun. Pada Mei 2018, Presiden AS Donald Trump secara sepihak membatalkan perjanjian nuklir dengan Iran dan meluncurkan kampanye untuk memberi "tekanan maksimum" dan sanksi kepada negara tersebut.