Gadis Cilik Pengidap Tumor Ganas dari Yaman, Hidup Pakai Mata Buatan

Yusra dan okularis Hasan Awada
Sumber :
  • Sumber BBC

VIVA – Gadis kecil berusia 6 tahun bernama Yusra menjadi simbol asa bagi kehidupan yang lebih baik dan sebuah harapan sekalipun dia berada di negara yang tengah berkonflik dan perang. Yusra yang menderita tumor ganas di matanya dan membuatnya sempat tak bisa menggunakan mata kirinya akhirnya mendapatkan pertolongan yang memadai.

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

Sebagaimana dilansir laman BBC, kisah hidup Yusra disorot media tersebut hingga akhirnya dia bisa dikeluarkan sementara dari negara Yaman yang tengah diperangi Arab Saudi. Hal itu bida dilakukan atas upaya sejumlah organisasi internasional yang mengusahakannya. Selama ini, Yusra tidak mendapatkan perawatan medis yang layak apalagi harus keluar dari Yaman menjadi tak mungkin akibat isolasi penerbangan komersil yang dilakukan Saudi terhadap negara itu.

Namun pada Oktober 2018 setelah kisahnya mengemuka di media massa, Yusra diterbangkan ke Yordania dan akhirnya dirawat di King Hussein Cancer Centre. Di sana dia dirawat oleh pakar okularis Dr Hasan Awada dan ahli bedah mata Dr Yacoub Yousef.

Penderita Kanker Rektum Takut Kehilangan Fungsi Anus dan Tak Bisa BAB, Ini Penyebab dan Gejalanya

Setelah Maret 2019, mata dan tumornya diangkat, Yusra mendapatkan mata prostetik atau mata buatan yang membuat Yusra bisa melihat kembali.

"Pada awalnya saya sudah merasakan dia anak yang punya semangat dan cinta di dalamnya, dari senyumnya pelukannya, dia anak luar biasa," kata Dr Hasan Awda.

Pasien Kanker Alami Nyeri Luar Biasa, Ternyata Ini Penyebabnya

Setelah dioperasi dan menerima mata prostetik, Yusra dan ibunya kemudian harus kembali ke negara Yaman yang akrab dengan letupan dan tembakan pertanda perang. Tim medis yang merawat dia sempat khawatir bahwa Yusra tak akan bisa mendapatkan perawatan lanjutan yang memadai. Sayangnya, bocah yang disebut sudah bebas kanker itu dan ibunya mau tak mau harus kembali ke Yaman.

"Sayangnya kami bukanlah politisi dan tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada di negara itu," kata ahli bedah Yacoub Yousef.

Menkes Budi

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Dengan kombinasi teknologi mutakhir, dukungan pemerintah, dan kolaborasi lintas sektor, masa depan pengobatan kanker di Indonesia semakin menjanjikan, memberikan harapan.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024