Bertemu Satu Menit, Jokowi-Abe Disebut Sepakati Dua Hal Penting
- VIVA.co.id/Agus Rahmat/Usee TV
VIVA – Kementerian Luar Negeri memberikan penjelasan terkait isi pembicaraan dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang, pekan lalu.
Hari ini, media sosial dihebohkan dengan beredarnya video berisi cuplikan acara televisi di Jepang, yang menunjukkan bahwa pertemuan antara Presiden Jokowi dengan PM Abe hanya berlangsung selama satu menit.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Febrian Ruddyard mengatakan, semula pertemuan antara Presiden RI dengan PM Jepang, seharusnya berlangsung pada 27 Juni 2019.
Namun, jadwal berubah, lantaran Presiden Jokowi baru bisa berangkat setelah pembacaan keputusan hasil sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. Presiden baru tiba di Osaka keesokan harinya. Dampaknya, semua kegiatan Presiden di tanggal 27 Juni harus dibatalkan.
Namun, Febrian menjelaskan, begitu mengetahui jadwal di tanggal 27 tersebut batal, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, kemudian melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, secara komprehensif dan berlangsung lebih dari satu jam.
"Sehingga, pertemuan Presiden Jokowi dengan PM Abe betul-betul isu utama. Yang relatif singkat ini, memang yang utama, karena sebelumnya Menlu telah melakukan pertemuan bilateral," kata Febrian, saat dihubungi VIVA, Senin malam, 2 Juli 2019.
"Ketika pertemuan bilateral Menlu sehari sebelumnya, kita sama-sama mencari waktu untuk mengupayakan pertemuan pemimpin. Karena, PM Abe mulai tanggal 28, sekitar jam 10 pagi itu sudah mulai memimpin sidang sampai penutupan. Memang keinginan untuk bertemunya sama, tetapi secara teknis waktunya kita cari karena banyak yang ingin bertemu PM Abe maupun Presiden Jokowi," ujarnya.
Lalu, isu apa saja yang dibahas Jokowi dan Abe dalam pertemuan satu menit tersebut? Febrian mengungkapkan, ada dua isu utama yang dibahas, yakni mengenai Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
"Jadi, bukan berarti tidak serius. Tetapi, ini menunjukkan bahwa nilai pentingnya pertemuan tersebut betul-betul mengenai kerja sama ekonomi dengan Jepang dan ekonomi Jepang dengan ASEAN secara keseluruhan," ungkap Febrian. (asp)