Mengenal Zona Demiliterisasi, Lokasi Pertemuan Trump dan Jong-un
- Twitter @Scavino45
VIVA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan pertemuan secara mendadak dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un di Zona Demiliterisasi atau DMZ, pada Minggu 30 Juni 2019.
DMZ merupakan perbatasan era Perang Dingin yang terakhir di dunia, yang telah menjadi saksi serentetan peristiwa diplomatik dan militer selama bertahun-tahun, terutama sejak 1971, sejak Korea Utara dan Korea Selatan membuka hotline pertama dan kantor penghubung.
Berikut ini, fakta tentang Zona Demiliterisasi (DMZ), sepanjang 250 kilometer, yang memisahkan Korut dan Korsel, seperti dilansir dari Channel News Asia.
- DMZ menandai saat di mana Perang Korea tahun 1950-53, diakhiri dengan sebuah gencatan senjata, dan bukan perjanjian damai. Kala itu, China dan Korea Utara melawan kekuatan Perserikatan Bangsa Bangsa, yang dipimpin Amerika Serikat.
- DMZ adalah perbatasan yang terbentang dari pantai ke pantai di semenanjung, yang dijaga ketat dengan persenjataan berat dan tank militer dan dilapisi dengan kawat berduri.
- Berjarak 60 km dari Seoul, dan 210 km dari ibukota Korea Utara, Pyongyang.
- Di dalam DMZ adalah Area Keamanan Bersama (JSA). Desa damai yang disebut Panmunjom, merupakan tempat gencatan senjata yang menghentikan Perang Korea ditandatangani pada tahun 1953, terletak di zona JSA seluas 800m dan panjang 400m.
- Garis Demarkasi Militer (MDL) menandai batas antara kedua Korea.
- Di Panmunjom, terdapat sederet bangunan berwarna biru cerah yang khas. Baik itu Korut dan Korsel memiliki kantor penghubung mereka sendiri dan ruang konferensi, di setiap sisi MDL di Panmunjom.
- Di bawah kesepakatan tahun 1953, Komando PBB dan militer Korea Utara diizinkan untuk mengirim tidak lebih dari 35 tentara ke JSA, dan masing-masing dari mereka hanya dapat memiliki satu pistol atau senapan non-otomatis. Â Tetapi jumlah tentara dan senjata meningkat ketika hubungan memburuk.
- Hamparan luas DMZ telah menjadi tanah tak bertuan selama lebih dari 60 tahun, di mana margasatwa tumbuh subur tanpa gangguan.Â
- Menurut perkiraan PBB, lebih dari 105.000 wisatawan mengunjungi JSA dari Korea Selatan pada tahun 2017, sementara hampir 30 ribu dikunjungi dari Korea Utara.