Unjuk Rasa Besar Hong Kong Apakah Berujung Perubahan?
Namun para ahli memperkirakan protes kali ini tak akan berhasil mengingat kecil kemungkinan pemerintahan di Beijing mau berkompromi.
"Satu perbedaan besar adalah pemimpin China sekarang, Xi Jinping, punya posisi yang lebih keras daripada pendahulunya," kata profesor Dixon Sing, ilmuwan sosial di Hong Kong University of Science and Technology.
Profesor Steve Tsang, direktur China Institute di SOAS, Universitas London, setuju bahwa kali ini "kemungkinannya para pemrotes ini kecil untuk menang".
"Ada sikap jelas di bawah Xi Jinping bahwa China tidak akan mentolerir segala kegiatan yang dapat berpotensi mengguncang pemerintahan Partai Komunis."
Hal ini juga tercermin dalam protes tahun 2014 yang dikenal sebagai "protes payung" di mana puluhan ribu orang menuntut adanya pemilu demokratis di Hong Kong.
Protes ini mendapat perhatian dunia, tetapi gagal untuk mendapat konsesi apapun dari Beijing.
Bagaimana dengan China daratan ?
Sekalipun secara formal tak diizinkan oleh hukum, puluhan ribu protes - umumnya soal lingkungan hidup - terjadi setiap tahun.
Kebanyakan demonstran dan pembuat petisi ditangkap, tetapi beberapa protes berhasil membuat pemerintah membatalkan kebijakan mereka.