Laporan Watchdog PBB, Iran Gencar Lakukan Pengayaan Uranium

Ilustrasi nuklir.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Badan Internasional Pemantau Atom dan Energi (IAEA) yang juga watchdog PBB menyebutkan bahwa ada peningkatan aktivitas pengayaan uranium yang dilakukan Iran dalam beberapa waktu belakangan. Dikhawatirkan hal tersebut dilakukan untuk membangun senjata nuklirnya. Walau demikian IAEA belum bisa memastikan hal tersebut dan tak merilis jumlah peningkatan yang dilakukan Iran.

Perang Memasuki 1.000 Hari: Ukraina Tembakkan Rudal AS, Rusia Ancam Siap Pakai Nuklir

Dikutip dari Aljazeera, Amerika Serikat sebelumnya memberi sanksi lebih berat kepada Iran lantaran AS tak lagi percaya pada kesepakatan yang dilakukan Iran dengan AS dan negara-negara Eropa tentang perjanjian nuklir. Washington malah mengajak negara-negara lain ikut mengetatkan sanksi kepada Iran. Namun hingga saat ini negara-negara Eropa masih memegang kesepakatan perjanjian nuklir tersebut.

Merespons hal itu, Iran sempat mengancam akan melakukan pengayaan uranium lebih gencar. Namun mereka akan berpikir dua kali apabila sejumlah negara Eropa itu masih memegang kesepakatan dan tak cabut seperti AS.

Putin Tandatangani Revisi Doktrin Nuklir Rusia, Tak Lagi sebagai “Upaya Terakhir”

Kepala IAEA Yukiya Amano, yang badan pimpinannya merupakan salah satu pemantau nuklir Iran itu membenarkan bahwa pengayaan uranium sedang dilakukan Iran. Namun dia belum bisa memastikan apakah sudah melewati batas hingga 300 Kg sebagai hulu ledak.

"Ya memang produksinya terlihat meningkat ya," kata Amano. 

COP29, Hashim Umumkan Prabowo Punya Program Baru 100 Gigawatt Energi Terbarukan

Dia juga mengungkapkan kekhawatirannya dengan makin tegangnya hubungan antara Iran dan AS yang bisa memicu lanjutnya aktivitas pengayaan nuklir yang intensif.

VIVA Militer: Jet tempur militer Rusia terbang di atas Kremlin

Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Bisa Picu Rusia Gunakan Senjata Nuklir

Penggunaan rudal milik negara Barat oleh Ukraina berpotensi menjadi pembenaran bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir, demikian diperingatkan kantor presiden Rusia.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024