Prayut Chan-o-cha Kembali Terpilih jadi Perdana Menteri Thailand
- ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro
VIVA – Mantan Panglima Militer Thailand, Prayut Chan-o-cha, kembali terpilih sebagai perdana menteri sipil pertama sejak kudeta tahun 2014 yang ia pimpin. Prayut terpilih dalam pemungutan suara oleh parlemen, yang sebagian besar diisi oleh militer.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis 6 Juni 2019, Prayut menyingkirkan penantang tunggalnya, seorang miliarder berusia 40 tahun yakni Thanathorn Juangroongruangkit, yang memimpin blok anti-militer. Prayut meraih 500 suara, sementara Thanathorn 244 suara.
Kemenangan bagi pensiunan jenderal itu didukung oleh senat yang beranggotakan 250 orang yang dipilih sendiri. Senat yang ditunjuk oleh pemerintah militer, termasuk di antaranya sejumlah perwira militer dan loyalis.
Pemilihan ini menyelesaikan perjalanan bagi Prayut, dari panglima militer yang terkenal keras yang menggulingkan pemerintahan sipil terakhir, menjadi perdana menteri. Prayut mengklaim mendapatkan legitimasi, setelah unjuk rasa besar pada pemilu Maret lalu.
Meski begitu Thailand tetap terpecah belah, setelah 13 tahun ditentukan oleh kudeta, protes di jalan-jalan dan pemerintahan sipil yang cenderung 'berumur pendek'. Akarnya adalah persaingan antara pembentukan konservatif dan partai pro-demokrasi yang didukung oleh banyak orang kelas bawah dan menengah, serta orang-orang muda yang tak lagi mendukung aturan militer.
Para kritikus mengatakan Prayut mewakili elit yang sempit dan tidak memiliki visi untuk memerintah sebagai pemimpin sipil, setelah gagal sebagai pemimpin militer untuk menghidupkan kembali ekonomi Thailand, menjembatani ketidaksetaraan atau mengatasi perpecahan politik. (ren)
Â