Trump Kunjungi Jepang, Bertemu Kaisar Naruhito dan PM Shinzo Abe
- bbc
Presiden AS Donald Trump menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu Kaisar Jepang Naruhito.
Trump, yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan selama empat hari ke Jepang, disambut oleh kaisar dan Permaisuri Masako di Istana Kekaisaran di Tokyo.
Sebelum pertemuan, pemimpin AS itu mengatakan peristiwa itu merupakan "kehormatan besar" bagi dirinya.
Kaisar Naruhito naik tahta pada awal Mei lalu setelah ayahnya, Akihito, mengundurkan diri - peristiwa turun tahta pertama seorang kaisar Jepang setelah sekian abad tak pernah terjadi.
"Sudah lebih dari 200 tahun sejak hal seperti ini terjadi," kata Trump tentang peristiwa turun tahta kekaisaran Jepang, hari Minggu. "Jadi, merupakan kehormatan besar bisa mewakili Amerika Serikat."
Trump dan Ibu Negara Melania Trump disambut oleh pasukan kehormatan Jepang dan kerumunan orang yang mengibarkan bendera AS dan Jepang sebagai bagian dari upacara penyambutan resmi pada hari Senin.
Selama akhir pekan, presiden AS bermain golf dan menonton pertunjukan bela diri sumo dengan didampingi PM Jepang Shinzo Abe.
Ketika bermain gol dengan Shinzo Abe, Trump mengatakan mereka memiliki "chemistry yang sangat, sangat baik".
Abe juga mencuit foto dirinya dengan Trump, melalui akun Tweeternya, saat bermain golf di lapangan golf Mobara di wilayah selatan Tokyo.
Kedua pemimpin akan bertemu kembali dalam pembicaraan pada Senin, dan diharapkan membahas masalah perdagangan dan isu seputar Korea Utara.
Hubungan dengan AS sangat strategis dan penting bagi Jepang, dan kedua negara juga intensif melakukan kerja sama terkait perjanjian perdagangan bilateral.
Namun Trump mengatakan "banyak" dari kesepakatan itu harus menunggu sampai Abe menghadapi pemilu untuk majelis tinggi parlemen Jepang, yang diperkirakan berlangsung pada Juli.
Kedua pemimpin juga cenderung membahas isu perang dagang China-AS yang terus berkecamuk, yang dampaknya dirasakan negara-negara yang menjadi sekutu AS, termasuk Jepang.
Nantinya, Trump akan bertemu keluarga warga Jepang yang diculik oleh Korea Utara beberapa dekade lalu, untuk dilatih menjadi mata-mata Korea Utara.
Kasus penculikan yang sudah berlangsung puluhan tahun silam itu menjadi penanda hubungan buruk antara Pyongyang dan Tokyo.
Sebelumnya Korea Utara telah mengakui pihaknya menculik 13 warga Jepang pada tahun 1970-an dan 80-an, dan mengembalikan lima orang diantaranya ke Jepang pada tahun 2002.
Korea Utara tidak mengembalikan jasad sisa korban yang meninggal dalam penculikan tersebut - klaim yang tidak dipercaya oleh Jepang.