Trump Tetapkan Sanksi Baru, Ketegangan AS-Iran Kian Meningkat
- Twitter.com/@realDonaldTrump
VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan penetapan sanksi baru terhadap Iran, setelah Iran mengatakan pihaknya akan melonggarkan beberapa pembatasan pada program nuklir negaranya.
Sanksi yang diminta oleh Trump menargetkan sektor baja, aluminium, tembaga, dan besi yang memiliki nilai sekitar 10 persen dari perekonomian negara itu.
Beberapa jam sebelumnya, Iran telah mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan beberapa kemampuan nuklirnya. Iran juga mengancam akan melakukan tindakan lebih lanjut jika negara-negara kekuatan dunia tidak melindunginya dari sanksi Amerika Serikat.
Menanggapi hal itu, pemerintah Trump mengatakan akan melanjutkan tekanan maksimum pada pemerintah Iran, hingga menghentikan kegiatan yang tidak stabil di kawasan itu, menghentikan segala upaya senjata nuklir, dan mengakhiri segala pengembangan rudal balistik.
"Teheran dapat mengharapkan tindakan lebih lanjut, kecuali secara fundamental mengubah perilakunya. Iran sebaiknya kembali dengan iktikad baik ke meja perundingan," kata Trump, seperti dilansir The Independent.
AS, Jerman, Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Uni Eropa menandatangani perjanjian dengan Iran pada 2015 yang mencabut sanksi internasional, dengan syarat Iran harus membatasi program nuklirnya.
Satu tahun yang lalu, Trump menarik diri dari perjanjian itu yang disebutnya sebagai kesepakatan terburuk dalam sejarah. Dia mengatakan, perjanjian itu seharusnya juga menahan program rudal balistik Iran dan mengekang apa yang dianggap AS sebagai kegiatan jahat Teheran di wilayah tersebut.
Kemarin, Iran mengancam untuk memperkaya cadangan uraniumnya lebih dekat ke tingkat senjata dalam 60 hari, jika negara-negara dunia gagal menegosiasikan persyaratan baru untuk kesepakatan nuklir 2015.
Jika dalam 60 hari tidak ada kesepakatan baru, Iran mengatakan akan meningkatkan pengayaan uraniumnya di atas 3,67 persen.