Sedih yang Dalam, Pria Ini Bikin Situs Membantu Anak-anak Berduka
- bbc
"Saya ingat saya menciumnya dan merasakan sesuatu. Meskipun ia tidak sadar, ia tidak bisa memberikan respons, ada sesuatu di sana," ujarnya.
"Setelah itu saya ketakutan, emosional, saya menyembunyikannya. Melihat lagi ke belakang, saya rasa saya melindungi diri saya sendiri (saat itu).
"Orang-orang memberi dukungan seperti mendatangi dan memelukku. Tapi tidak ada dukungan formal. Saya mendapat sesi konseling tetapi saya merasa terpaksa melakukannya, berbulan-bulan setelah saya seharusnya mendatanginya."
Beberapa kawan salah berbicara tanpa mereka sadari, mereka hanya mengenal Callum sebagai "adiknya Liam", dan bentuk dukungan langsung yang mereka berikan adalah "tepukan bahu tanda simpati", ujarnya.
"Saya ingin tahu apakah tidak apa-apa untuk merasa bahagia. Saya tidak mau bunuh diri, saya tidak merasa depresi, akan tetapi saya berjuang susah payah. Saya mengalami mimpi-mimpi buruk, tapi di lain waktu saya benar-benar baik-bak saja.
"Liam sudah meninggal, tapi saya merasa berdosa karena terus melanjutkan hidup."
Callum mencurahkan seluruh energinya ke dalam upaya penggalangan dana, seperti sang kakak, bersepeda sejauh lebih dari 27.350 km keliling dunia pada tahun 2015-16, dan menyelesaikan perjalanan tuk-tuk melintasi 27 negara Eropa tahun lalu.
Kini ia tengah menjalani tahun terakhirnya di jurusan Pembangunan Internasional dan Politik di Universitas Anglia Timur.