Indonesia Kecam Pembantaian 150 Warga Muslim di Mali
- VIVA / Lilis Khalisotussurur
VIVA – Pemerintah Indonesia mengeluarkan kecaman atas pembantaian kelompok bersenjata yang menewaskan 150 orang etnik Muslim Fulani di Mali, Sabtu pekan lalu.
"Kami sangat mengecam penggunaan kekerasan di manapun itu, termasuk yang terjadi di Mali," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Jumat 29 Maret 2019.
Dilaporkan, lebih dari 150 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah desa di Mali pada hari Sabtu pekan lalu, oleh orang-orang bersenjata yang mengenakan pakaian tradisional Dogon. Orang-orang bersenjata tersebut mengepung desa saat subuh, sebelum menyerang warga di rumah-rumah mereka di Ogossagou, wilayah Mopti. Para penyerang menargetkan anggota komunitas etnis Muslim Fulani, yang dituduh memiliki hubungan dengan jihadis.
"Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi dan kita tentu menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban," ujar Arrmanatha.
Seorang pejabat keamanan setempat, seperti dikutip BBC mengatakan, para korban serangan mematikan itu dibunuh dengan senjata dan parang.Â
Saksi mata juga mengatakan bahwa hampir semua gubuk di desa itu telah dibakar. Wali kota desa tetangga Ouenkoro, Cheick Harouna Sankare, menyebut serangan itu sebagai sebuah pembantaian. (lis)
Bentrokan antara pemburu Dogon dan kelompok etnik Fulani semi nomaden itu kerap terjadi karena berebut akses atas tanah dan air. Namun, Dogon juga menuduh Fulani memiliki hubungan dengan kelompok jihadis. Sebaliknya, anggota etnik tersebut menuding militer Mali yang telah mempersenjatai para pemburu itu untuk menyerang mereka.