Topan Idai Landa Mozambik, Lebih dari 1.000 Orang Diperkirakan Tewas
- Twitter.com/@tWeatherSA
VIVA - Lebih dari seribu orang diperkirakan meninggal dunia akibat topan dahsyat yang melanda Mozambik pada Jumat, 15 Maret 2019 pekan lalu. Presiden Filipe Nyusi mengatakan melihat banyak jasad mengambang di Sungai Pungwe dan Busi yang meluap.
"Tampaknya lebih dari seribu orang menjadi korban tewas. Sementara lebih dari 100.000 orang berisiko karena banjir parah," kata Nyusi kepada radio Mozambik, dilansir The Guardian, Selasa 19 Maret 2019.
Lembaga pemerintah dan Palang Merah mengatakan, setidaknya 215 orang telah dipastikan tewas dan ratusan lainnya hilang di Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe karena Topan Tropis Idai. Diduga 1,5 juta orang lainnya terkena dampak.
Pemerintah mengatakan, angka kematian pasti dan skala kerusakan belum bisa dipastikan segera karena banyak daerah yang terputus.
"Saya pikir ini adalah bencana alam terbesar yang pernah dihadapi Mozambik. Semuanya hancur. Prioritas kami adalah untuk menyelamatkan nyawa manusia," kata Menteri Lingkungan Mozambik, Celso Correia.
Warga kota Beira yang hancur, tempat di mana Sungai Pungwe dan Busi berada, tidak bisa berkomunikasi sejak Idai menghantam. Banyak keluarga yang panik berusaha mendapatkan informasi tentang kerabat mereka.
Namun, tanpa telepon atau akses internet, tidak ada listrik dan jalanan yang terputus, yang bisa mereka lakukan hanya lah menunggu.
Terlepas dari kesulitan mendapatkan pasokan yang sangat dibutuhkan, peralatan, tim penyelamat, dan orang lain ke daerah itu, beberapa organisasi kemanusiaan berhasil terbang serta mulai memperhitungkan kerusakan yang terjadi.
Topan Idai dimulai sebagai depresi tropis di Mozambik pada 4 Maret 2019, menyebabkan hujan lebat di Mozambik dan Malawi sebelum kembali ke timur ke arah Beira, pada saat itu telah menjadi topan. Topan juga telah menghancurkan sebagian negara tetangga, Zimbabwe. (art)