Logo BBC

Tiga Perempuan Anggota Kongres yang Mengubah Wajah Politik AS

Rashida Tlaib, Ilhan Omar dan Alexandria Ocasio-Cortez diambil sumpahnya pada tanggal 3 Januari 2019. - Getty Images
Rashida Tlaib, Ilhan Omar dan Alexandria Ocasio-Cortez diambil sumpahnya pada tanggal 3 Januari 2019. - Getty Images
Sumber :
  • bbc

Dia menerima banyak kecaman, termasuk dari sejumlah Demokrat, tetapi pengadilan terbukanya di Twitter menunjukkan Tlaib memiliki banyak pendukung, sebagian bahkan memujinya sebagai ikon feminis karena menjawab presiden dengan menggunakan `bahasanya (yang dipakai Trump) sendiri`.

Kolumnis New York Times. Michelle Goldberg, membela Rashida Tlaib dengan mengingatkan pembacanya bahwa bahasa Trump sampai sejauh ini termasuk - yang sama sekai tidak sopan - meremas alat kelamin perempuan dan mengatakan negara Afrika penuh kotoran manusia.


Paman Rashida Tlaib yang tinggal di desa Beit Ur al Foqa, Tepi Barat. - Getty Images

"Wajah baru kekuasaan politik Amerika ini membuat banyak orang merasa tidak nyaman," tulisnya.

Alternatif Tepi Barat

Rashida Tlaib, yang kemudian membicarakan kejadian tersebut dengan situs internet berita Politico mengatakan,"Saya tidak menginginkan apa pun yang saya lakukan atau katakan membuat kita terkecoh. Dan hanya karena itulah saya akan meminta maaf, bahwa ini mengalihkan perhatian."

Warga Amerika keturunan Palestina ini kemungkinan akan menjadi perhatian kembali jika rencananya untuk melakukan kunjungan ke Tepi Barat sebagai anggota Kongres, bukannya lawatan ke Israel yang biasa dilakukan, akan terjadi.

Anggota baru Kongres AS yang baru terpilih setiap tahun diundang ke Israel secara gratis, disponsori bagian pendidikan Aipac.

Kebanyakan dari mereka menerima undangan tersebut, tetapi tahun ini mereka kemudian akan mendapatkan pilihan lain.


Warga Amerika keturunan Palestina yang dibesarkan di Detroit ini adalah anak tertua dari 14 saudara. - Getty Images

Rashida Tlaib berencana mengundang anggota baru untuk bergabung dengan dirinya, mengunjungi Tepi Barat, memusatkan perhatian kepada segregasi dan pengaruh pendudukan militer Israel selama 52 tahun.

"Saya pikir Aipac tidak memberikan lensa yang nyata dan adil terkait masalah ini," katanya dalam wawancara dengan situs Intercept.

"Mereka tidak memperlihatkan sisi yang saya ketahui nyata, yaitu apa yang dialami nenek saya dan apa yang terjadi kepada keluarga saya disana."

Dia dituduh sejumlah pengecamnya bersimpati kepada teroris.

"Saya Muslim dan Palestina," tulisnya pada sebuah posting Twitter, "Hadapilah itu."