Li Rui: Komunis China Pengkritik Mao Zedong hingga Xi Jinping
- bbc
Atas `dosanya` itu, Li dikeluarkan dari Partai Komunis dan ditahan selama delapan tahun di Qincheng, penjara berpengamanan tinggi yang dibangun untuk menghukum pejabat senior partai yang dianggap telah `berdosa`.
"Pola pikir dan cara Mao memerintah sangat mengerikan," ungkap Li kepada surat kabar The Guardian bertahun-tahun kemudian. "Ia tidak menghargai hidup manusia. Kematian orang lain tak ada arti baginya."
Li Rui menyatakan bahwa Mao Zedong, yang ada pada foto di atas, "tak menghargai hidup manusia". - Getty Images
Setelah kematian Mao, pada tahun 1978, Cina kemudian dipimpin oleh Deng Xiaoping yang bersikap lebih pragmatis. Li lantas direhabilitasi dan diijinkan kembali masuk ke dalam partai. Ia kemudian menjadi seorang pendukung yang lantang menyuarakan reformasi politik, dan di tahun-tahun berikutnya, ia berfokus untuk mengajak Cina bergerak mendekati sistem bergaya sosialis Eropa.
Li menulis lima buku tentang Mao, di mana semuanya dipublikasikan di luar negeri, tak ada satu pun yang boleh diterbitkan di Cina. Buku terakhirnya yang diluncurkan tahun 2013 lalu, fokus membahas "rezim satu partai, satu pemimpin, dan satu ideologi" yang tengah berlaku agar dirombak. Anak perempuannya, Li Nanyang, mengatakan bahwa buku memoar tentang sang ayah yang ia miliki, disita di bandara Beijing.
Selain menulis buku, Li menjalani dekade 90-an sebagai penyokong sebuah majalah reformis bernama Yanhuang Chunqiu - kurang lebih berarti "Cina Dari Zaman ke Zaman".
Majalah tersebut diambil-alih pada tahun 2016, di mana sang editor, Wu Si, dipaksa keluar, sementara mantan karyawan majalah tersebut mengeluarkan pernyataan berisi peringatan bahwa "siapa pun pihak lain yang menerbitkan majalah dengan nama Yanhuang Chunqiu, mereka tak ada hubungannya sama sekali dengan majalah tersebut".