Demi Hormati Muslim, Siaran Besar China Tiadakan Gambar Babi Imlek
- abc
Siaran langsung hiburan di televisi menjelang Tahun Baru Imlek di China selalu merupakan tontonan televisi terbesar di sana.
Tidak ada kata Babi Kalimat "tidak ada babi di tahun babi" juga disensor di media sosial China Weibo. Penyensoran diperkirakan guna menghormati warga Muslim di China
Banyak warga China tidak mengetahui adanya kamp pendidikan kembali
Namun hari Senin (4/2/2019), acara hiburan yang ditonton sekitar 800 juta penonton di seluruh China tersebut tidak menampilkan tulisan atau gambar babi, yang merupakan simbol tahun baru.
Tidak munculnya gambar atau kata tentang babi mengecewakan sebagian penonton saluran televisi negara CCTV dan cukup mengherankan karena negeri itu baru-baru ini menampilkan kembali kartun anak-anak mengenai babi Peppa Pig.
Dan walau nama Presiden China Xi Jinping hanya disebut sekali dalam acara bernama Spring Festival Gala yang berlangsung selama 4 jam, yang sebagian besar adalah untuk hiburan, pembawa acara masih bisa memasukkan rujukan untuk presiden China tersebut.
Kata-kata "era baru" merujuk kepada tambahan kata yang dilakukan Presiden Xin ke dalam konstitusi partai komunis bahwa "Pemikiran Xi Jinping mengenai sosialisme dengan karakteristik China di era baru" diulangi 18 kali dalam lagu dan juga pembukaan oleh pembawa acara.
Setelah acara selesai, banyak penonton mempertanyakan di media sosial mengenai mengapa tidak ada penyebutan bahwa tahun ini adalah Tahun Babi.
Namun yang melakukan protes tersebut kemudian juga mendapat sensor dengan pendapat mereka yang berisi kata-kata "tidak ada Babi di Tahun Babi" dihapus di media sosial China Weibo.
Gambar yang kemudian di-posting lagi di Weibo menunjukkan postingan yang dihilangkan atau pesan error bahwa posting-an itu "telah melanggar aturan yang berlaku."
Pengguna Weibo memasang postingan yang menunjukkan kata "tidak ada babi di Tahun Babi dalam bahasa China yang disensor
Weibo: Shanpangding
"Kita harus menghindar pembicaraan soal babi" untuk menghormati warga Muslim
Ini bukanla kali pertama stasiun televisi milik pemeritntah China ini melakukan sensor gambar atau rujukan ke babi dalam acara hiburan menjelang Tahun Baru Imlek tersebut.
Di tahun 2007, kata "babi" juga hanya disebut dua kali, dan di tahun 1995 tidak disebut sama sekali di tahun 1995 yang menimbulkan gelombang protes dan bermunculan lelucon sarkastis mengenai babi dan komunitas Muslim.
Sementara banyak warga Muslim China yang paham mengenai sensitifnya penggunaan kata babi menjelang tahun baru, namun banyak diantara mereka tidak mengetahui adanya kamp pendidikan kembali di provinsi Xinjinag, dimana diperkirakan hampir 1 juta warga Uyghur dan minoritas lain ditahan.
Wang Siqi, seorang perempuan China berusia 22 tahun yang tinggal di kota Xian - kota dengan penduduknya banyak yang muslim, juga menonton acara hiburan malam tahun baru itu bersama dengan jutaan warga China lainnya di seluruh negeri.
"Kita harus menghindari penyebutan kata babi untuk menghormati warga muslim." kata Wang yang mengatakan dia tidak mengetahui situasi di Xinjiang.
Biao Teng, seorang pengacara HAM ternama China mengatakan penyensoran terhadap babi tidaklah berarti Partai Komunis China (CCP) menghormati etnis minoritas, melihat adanya 1 juta warga Uyghurs dan minoritas lain sekarang ditahan.
Warga Uyghur dilaporkan juga harus menjalani indoktrinasi politik yang dipaksakan, harus menyatakan murtad dari agama mereka, dan dalam beberapa kasus mengalami penyiksaan.
Acara menekankan berlanjutnya kuasa partai komunis Penyanyi terkenal China Ye Zhang dan Jihong Lv (kanan) menyanyikan lagu yang memuji Partai Komunis China
CCTV
Selain penyensoran hal-hal berkenaan dengan babi, acara hiburan televisi itu sama seperti di tahun-tahun sebelumnya banyak berisi pesan politik.
Lebih dari 1000 penampil berada di tempat lokasi di negara tersebut, di ibukota Beijing, Shenzhen, Changchun, dan Jinggangshan, dimana Partai Komunis China (CCP) membangun pangkalan revolusioner pertamanya.
Dr Haiqing Yu, pakar media digital Cina dari RMIT University di Melbourne merujuk kepada dua pilar utama di panggung yang menggambarkan Kung Fu dan Taichi, dengan bintang pop dari berbagai generasi memuji partai komunias dalam berbagai lagu.
Menurut Dr Yu kepada ABC, semua ini menunjukkan usaha propaganda yang dilakukan China dengan menggunakan Siaran Spring Festival Gala.
Dia menambahkan bahwa "misi politik dalam acara ini semakin kuat" dan para penampil tidak memiliki ruang kreatif untuk membicarakan masalah politik dalam kerja mereka.
"Sudah tidak enak lagi karena kebebasan berekspresi sudah sangat ditekan." katanya..
"Sudah mustahil bagi warga sekarang menyampaikan pendapat mereka di tempat terbuka."
"Acara ini menekankan berlanjutnya kekuasaan partai komunis, ini terjadi setiap tahun dan tidak memperdulikan adanya kritik yang muncul sebelumnya."
Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini