Israel Tak Puas soal Pengakuan Australia Atas Yerusalem
- VIVAnews/ANTV/Eva Mazrieva
VIVA – Israel mengisyaratkan ketidaksenangannya terhadap pengakuan Australia atas Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu belum berkomentar terkait langkah Australia. Namun, seorang menteri yang dekat dengan Netanyahu mengatakan itu adalah sebuah kesalahan, karena pengakuan Australia bertentangan dengan gagasan kontrol Israel atas seluruh kota Yerusalem.
Israel merebut Arab East Jerusalem dalam perang enam hari pada 1967, dan dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional, mengakui kota itu sebagai Ibu Kotanya. Sedangkan Palestina, menginginkan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota negara mereka.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan bahwa Canberra secara resmi mengakui Yerusalem Barat sebagai Ibu Kota Israel, tetapi menegaskan kembali dukungan negaranya untuk Ibu Kota Palestina di Yerusalem Timur, di bawah perjanjian damai dua negara.
Tzachi Hanegbi, Menteri Israel untuk Kerja Sama Regional dan orang Netanyahu di partai sayap kanan Likud, secara terbuka lebih kritis.
"Untuk penyesalan kami, dalam berita positif ini mereka membuat kesalahan," katanya kepada wartawan di luar ruang kabinet, seperti diberitakan The Guardian, dikutip Senin 17 Desember 2018.Â
Meski menyebut Canberra sebagai teman yang dalam dan akrab selama bertahun-tahun, namun ia juga meminta Australia untuk memperbaiki kesalahannya.
"Tidak ada pembagian antara timur kota dan barat kota. Yerusalem adalah satu kesatuan, bersatu. Kontrol Israel terhadapnya adalah abadi. Kedaulatan kami tidak akan dipartisi atau dirusak dan kami berharap Australia segera menemukan cara untuk memperbaiki kesalahan yang dibuatnya," tegasnya. (asp)