MBS Bisa Terjegal ke Pertemuan G-20 Lantaran Pembunuhan Khashoggi
- SAUDI KINGDOM COUNCIL
VIVA – Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman alias MBS tengah tur di kawasan Timur Tengah. Hal itu dilakukannya di tengah kecaman atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul Turki.
Diketahui bahwa 15 orang yang disebut membunuh Khashoggi tak lain adalah orang dekat dan intelijen
MBS. Namun calon Raja Arab Saudi itu dianggap sebagian pihak bak cuci tangan atas pembunuhan berdarah dingin tersebut.
Kunjungan MBS ke berbagai negara di Timur Tengah juga dinilai sebagai upaya menetralkan anggapan dan tudingan kepada dia sebagai pemimpin yang dzalim dan berdarah dingin. Negara pertama yang dia kunjungi adalah Uni Emirat Arab yakni negara yang diketahui juga kerap menjadi sekutu Saudi termasuk dalam
memerangi Yaman.
Sementara itu MBS diketahui akan bertolak ke Argentina untuk menghadiri pertemuan negara-negara ekonomi maju G-20 pada 30 November 2018 mendatang. Namun diduga bahwa masalah Khashoggi ini bisa saja mengemuka dalam pertemuan tersebut.
Apalagi disebut-sebut, MBS bisa tersandung hukum yurisdiksi jika dia oleh sebagian negara dianggap melakukan kejahatan pembunuhan. Pun MBS juga menjadi sorotan lantaran Saudi tak berhenti andil dalam melanjutkan perang di Yaman.
"Saya kira kunjungan yang dilakukannya tak lain untuk merehabilitasi namanya setelah dua bulan terakhir terus dikaitkan secara negatif terhadap kematian Khashoggi," kata Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Denver, Nader Hashemi, seperti dilansir Aljazeera.
Hingga saat ini disebutkan bahwa MBS memang belum mengubah jadwal soal tetap akan menghadiri pertemuan G-20 di Buenos Aires, Argentina.
"Jika ada kasus yang melawan Putra Mahkota seperti saat ini termasuk kejahatan perang dan lainnya akan bisa menjadi isu yang menyulitkan dia bepergian ke Buenos Aires. Jadi saya pikir hal-hal ini harus jadi perhatian kuasa hukum dan penasihatnya," kata Hashemi lagi. (ren)