Donald Trump Tolak Dengarkan Rekaman Pembunuhan Khashoggi
- Bandar Algaloud/Saudi royal palace handout
VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak untuk mendengarkan rekaman suara detik-detik penyiksaan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi hingga tewas di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Trump menyatakan bahwa rekaman penyiksaan itu pasti sangat mengerikan.
Dalam wawancara yang dilakukan Fox News pada Minggu, 18 November 2018, Trump mengatakan bahwa pihaknya memang sudah memiliki rekaman yang didapatkan dari otoritas Turki tersebut. Namun, dia tidak ingin mendengarkannya.
"Ya kami punya rekamannya, namun saya tak mau mendengarkannya, tak ada alasan harus mendengarkan rekaman itu," kata Trump.
Ketika ditanya alasan Trump menolak mendengarkan penyiksaan Khashoggi, jurnalis Washington Post itu, Presiden AS melanjutkan komentarnya.
"Ya, karena itu rekaman penyiksaan dan saya sudah cukup mendapatkan penjelasan mengenai hal itu, jadi mengapa harus mendengarkannya langsung. Tak ada alasan yang mengharuskan saya dan saya sudah tahu persis isinya tanpa mendengar langsung," tutur Trump.
Khashoggi tewas pada 2 Oktober 2018 tak lama setelah dia masuk ke kantor Konsulat Saudi di Turki. Dia tewas dengan penyiksaan bahkan mengalami mutilasi.
Saudi sudah mengakui bahwa jurnalis Saudi yang kritis terhadap rezim Kerajaan Saudi itu memang tewas di konsulat negaranya. Sementara itu, kematian Khashoggi yang merupakan residen AS ini menjadi dilema bagi negeri Paman Sam lantaran Saudi merupakan sekutu dekat AS di Timur Tengah. Apalagi, sejumlah legislator di Parlemen AS baik dari Demokrat maupun Republik mendorong agar Saudi diberikan sanksi.
Trump juga mengomentari dugaan bahwa Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammad bin Salman juga menjadi dalang, lantaran orang-orang yang sudah ditahan akibat pembunuhan itu merupakan orang dekat, tangan kanan, dan anggota intelijennya.
"Saya tak tahu soal itu, ada yang tahu?" kata Trump mengomentari dugaan keterlibatan Pangeran Mohammad bin Salman.