HRW Sebut Pelecehan Seksual terhadap Perempuan Marak di Korut

Ilustrasi perempuan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Counselling

VIVA – Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di Amerika Serikat mengungkapkan, pelecehan seksual oleh pejabat tingkat tinggi sangat marak terjadi di Korea Utara. Hal itu berdasarkan hasil investigasi lembaga tersebut.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

Menurut kesaksian lebih dari 60 warga Korut yang membelot, hubungan seksual dan kekerasan yang tidak diinginkan menjadi sesuatu yang sangat umum, sehingga telah diterima sebagai bagian dari kehidupan biasa.

HRW mengakui, pengumpulan informasi di Korea Utara sangat sulit dilakukan. Bahkan, survei ini pun sangat terbatas untuk menyediakan sampel umum.

Presiden Ukraina Bagikan Video Tentara Rusia Bakar Tentara Korut yang Tewas

Namun, kesaksian dari mereka yang pernah terlibat mengatakan, pelecehan seksual termasuk pemerkosaan begitu meluas di Korea Utara. Bahkan, banyak perempuan yang diwawancarai tidak selalu memahami bahwa seks paksa seharusnya tidak terjadi hampir setiap hari.

"Ini bukan masalah yang mengancam rezim. Jadi itulah mengapa sangat mengerikan bahwa pemerintah tidak melakukan apa pun untuk mencegah pelecehan seksual oleh pejabat," kata Direktur Eksekutif HRW, Kenneth Roth, seperti dilansir Channel News Asia.

Tumbalkan Puluhan Ribu Tentaranya, Korut Terima Lusinan Jet Canggih Rusia

Mereka yang diwawancarai mengaku mengalami pelecehan seksual dan perkosaan oleh polisi, penjaga penjara bahkan pejabat yang mengawasi beberapa pasar swasta berkembang di negara itu.

Perwakilan Tetap Korea Utara di Perserikatan Bangsa Bangsa belum menanggapi laporan ini. Namun, sepanjang tahun ini, Pemerintah Korut telah memperingatkan bahwa menyinggung masalah hak asasi manusia (HAM) dapat merusak upaya mengurangi ketegangan, antara Korut dan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

VIVA Militer: Pasukan Korea Utara di Rusia

Pejabat AS: Ratusan Tentara Korea Utara Tewas Saat Bertempur Melawan Ukraina

Pasukan Korea Utara yang dikirim untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dilaporkan telah menderita banyak korban dengan ratusan prajurit tewas atau terluka.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024