Kebahagiaan Terakhir Tuty Tursilawati Sebelum Dihukum Mati Arab Saudi
- Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)
VIVA – Nasib tragis pekerja migran asal Indonesia, Tuty Tursilawati, yang dieksekusi mati oleh pihak berwenang Arab Saudi tanpa pemberitahuan kepada perwakilan diplomatik Indonesia langsung mengundang kecaman di Tanah Air. Ketua Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant CARE Anis Hidayah tidak menyangka hidup Tuty berakhir tragis.
Anis pun mengenang kisah Tuty semasa hidup. Dia menceritakan, pada bulan Mei lalu, saat TKI Tuty Tursilawati bertemu dengan sang ibu, dia dibawakan daster batik dan cemilan khas Jawa Barat.
Anis juga bercerita bahwa ketika bertemu dengan sang ibu, Tuty terlihat sangat bahagia. Diketahui bahwa Tuty pada 29 Oktober 2018 dieksekui mati oleh Arab Saudi.
"Kemarin saat ketemu sama ibunya dia minta dibawakan daster batik dan camilan. Ibu membawa dua daster dan camilan seperti rengginang, keripik singkok dan opak. Camilan itu langsung kita makan ramai-ramai di penjara. Dia juga terlihat senang sekali," ucap Anis Hidayah di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Oktober 2018.
Selain itu, Anis juga mengatakan pertemuan Iti Sarniti bersama Tuty dibanjiri airmata. Iti bercerita jika pertemuannya pada bulan Mei 2018 lalu adalah kunjungan yang paling berkesan.
Dalam kesempatan itu, Iti bisa bertatap muka dan melepas rindu di penjara selama 1,5 jam di mana biasanya kunjungan hanya dibatasi 10 menit saja.
"Bisa kunjungi Tuty di penjara selama 1,5 jam. Biasanya dalam kunjungan itu hanya bisa ketemu 10 menit, kunjungannya kemarin juga bisa membuat Tuty dan Iti berfoto dan memeluk Tuty. Itu sebenarnya tidak bisa dilakukan saat kunjungan sebelumnya," kata Anis. (ren)