Akhirnya Trump Tak Mampu Bela Putra Mahkota Saudi soal Khashoggi
- Aljazeera
VIVA – Akhirnya untuk pertama kali setelah tiga pekan terakhir dan sempat mengeluarkan pernyataan yang cenderung membela Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tak bisa menampik dugaan potensi terlibatnya Pangeran Arab Saudi Putra Mahkota Mohamad bin Salman alias MBS dalam pembunuhan berencana terhadap wartawan asal Saudi, Jamal Khashoggi.
Dicukil dari laman Aljazeera, Saudi juga sudah mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulatnya di Istanbul, Turki. Meski disebutkan dengan alasan aneh yakni akibat perkelahian.
Melalui wawancara dengan media massa, Donald Trump menilai memang sangat besar kemungkinan pembunuhan Khashoggi sepengatahuan Pangeran MBS lantaran orang-orang yang sudah ditahan Saudi adalah pengawal dan intelijen yang merupakan tangan kanan Mohamad bin Salman. Apalagi saat ini, kuasa MBS sangat besar di Saudi walau dia belum naik tahta.
"Saat ini memang Pangeran yang berkuasa dan mengurusi banyak hal di sana. Dia mengatur semua hal, jadi ya bisa saja dia (terlibat)," kata Donald Trump.
Padahal sebelumnya Trump cenderung membela Arab Saudi. Dia bahkan menilai bahwa penyangkalan Saudi dan Pangeran MBS harus didengarkan sampai kemudian ada bukti yang menunjukkan kejahatan.
Diketahui bahwa AS termasuk yang paling cepat merespons hilangnya wartawan Khashoggi karena dia merupakan residen AS dan bekerja sebagai kolumnis Washington Post. Sementara Senat AS juga dalam petisi meminta pemerintah segera menindaklanjutinya hilangnya Khashoggi beberapa hari setelah dugaan pembunuhan ini mengemuka.
Bahkan tunangan Khashoggi yang merupakan warga Turki secara pribadi juga meminta Presiden Trump agar menindaklanjuti hal ini kepada Saudi yang merupakan sekutu AS. Walau awal-awalnya Trump tampak setengah hati namun adanya dugaan bukti demi bukti dan pengakuan otoritas Turki mengenai pembunuhan Khashoggi membuatnya kini mulai bersikap realistis.