Swiss Mulai Budidayakan Ganja demi Khasiat Obat
- bbc
Ketika bicara tentang pertanian Swiss, gambaran yang muncul adalah sapi-sapi perah bukan tumbuhan ganja.
Tetapi belakangan pemerintah Swiss mengatakan ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang ganja sebagai obat serta membuat pengobatan dengan menggunakan ganja jadi lebih dimungkinkan.
Di sebuah pertanian di pedesaan hijau yang subur, satu jam dari ibukota negeri itu, Berne, Markus LA dengan bangga memeriksa kebunnya.
Sudah hampir musim panen, dan tahun ini, setelah musim panas yang panjang, mungkin panenan akan bagus. Tumbuhannya sangat berharga - seperti yang ditunjukkan dengan pagar tinggi dan gerbang elektronik yang melindungi mereka.
Markus sebenarnya adalah seorang ahli kimia, bukan seorang petani, dan tanamannya terdiri dari ratusan batang tumbuhan ganja yang ia gunakan untuk memproduksi obat berbasis kanabis.
Swiss telah tertarik untuk melegalkan ganja sejak 25 tahun lalu, namun tanpa pernah benar-benar melakukannya.
Kepemilikan obat untuk penggunaan rekreasi telah didekriminalisasi, tetapi membudidayakan atau menjual ganja dalam jumlah besar yang mengandung lebih dari 1% tetrahidrocannabinol atau THC, unsur psikoaktif kunci dalam tanaman, adalah pelanggaran pidana.
Markus Lüdi menanam 15 jenis tumbuhan ganja. - BBC
Namun tidak demikian bagi Markus, karena tanamannya ditujukan untuk penggunaan obat.
"Kami memiliki izin khusus dari Dinas KEsehatan Federal Swiss," ia menjelaskan.Hasil panen ini akan diubah menjadi tingtur (obat yang di larutkan dalam alkohol) ganja, dan minyak ganja. Akan cukup untuk beberapa ratus pasien di Swiss selama setahun. Dan Markus bisa meningkatkan pertaniannya dengan tambahan 10 %Â sekarang, jika pasien yang mendapat resep obat itu lebih banyak lagi.
Tetapi Markus tidak dapat mengekspor produknya, meskipun ada permintaan dari Jerman, di mana obat ganja diizinkan.
Pembatasan
Di pasar kecil kota Langnau ini terdapat satu-satunya apotek di Swiss yang menyediakan ganja obat. Di sini juga aturan ketat penggunaannya tampak sangat kentara.
Setiap pasien yang diresepkan oleh dokter juga harus mendapatkan izin khusus dari Dinas Kesehatan Federal Swiss, dan apoteker Daniela Eigenmann harus mendapat izin untuk setiap resep.
Selama bertahun-tahun Markus Lüdi berupaya melawan stigma dan memperjuangkan penggiunaan ganja obat. - BBC
Daniela menunjukkan bahwa ganja telah digunakan untuk tujuan pengobatan sejak berabad-abad. "Pada 2.700 SM, seorang kaisar Tiongkok menggunakannya untuk melawan malaria dan rematik," katanya.
"Saya pikir (ganja obat) harus tersedia. Ini bukan obat ajaib, dan tak semua orang cocok, tetapi pasien harus memiliki kesempatan untuk mendapatkannya."
Ganja untuk merokok tidak diresepkan di Swiss, meskipun beberapa dokter Jerman, karena tidak dapat mengakses minyak dan tingtur, meresepkan bunga ganja yang dapat diisap sebagai rokok.
Sakit kronis
Sebagian besar pasien Daniela menggunakan minyak ganja atau tingtur untuk nyeri kronis.
Beberapa di antaranya adalah paraplegia atau tetraplegia (kelumpuhan sebagian atau seluruh fungsi badan), kejang yang menyiksa, ada pula yang menderita sclerosis ganda, seperti Bernadette Niklaus, yang menderita rasa sakit seumur hidup.
"Rasa sakit saya sudah bermula ketika saya masih kecil, saya menderita scoliosis," ia menjelaskan.
"Saya telah menjalankan segala macam perawatan. Doktor memasang logam di punggung saya untuk membuatnya kaku, lalu melepaskannya lagi. Ada satu masa ketika saya mengatakan jika saya tidak dapat menghilangkan rasa sakit ini, saya akan mengakhirinya semua (membunuh diri)."
Setelah menghabiskan bertahun-tahun dengan berbagai obat penghilang rasa sakit yang kuat, dokter Bernadette menyarankan dia mencoba tingtur ganja.
Bernadette Niklaus menderita skit akibat skoliosis sjak masa kanak-kanak. - BBC
"Ini mengubah hidup saya, saya jauh lebih sehat sekarang karena saya tidak terlalu menderita sakit."
"Saya bisa melakukan lebih banyak hal bersama keluarga. Saya punya dua anak laki-laki, dan merupakan hal yang sulit bagi seorang ibu untuk selalu mengatakan `tidak, saya tidak bisa melakukan itu, atau itu`."
Tiap tetes yang mahal
Bernadette mengambil lima tetes obat, tiga kali sehari. Dia membutuhkan dua botol kecil per bulan, dan harus berdebat untuk mendapat dukungan dari perusahaan asuransi kesehatannya: setiap botol berharga sekitar $500 (Rp.7,5 juta), dan beberapa perusahaan menolak untuk menutup biayanya.
Dia takut jika hukum tidak memberi kepastian dan tidak dilonggarkan, dia dan pasien sepertinya bisa kehilangan akses ke ganja obat, dan bahkan mungkin dipaksa untuk mendapatkannya secara ilegal. "Itu akan memalukan," desahnya.
Â
Obat tetes (tinktur) Ganja membantu pasien yang menderita nyeri akut. - BBC
Namun sekarang, pemerintah Swiss telah mendukung akses yang lebih mudah ke ganja obat, dan bahkan Partai Rakyat Swiss yang berhaluan kanan, yang secara tradisional merupakan pendukung larangan habis-habisan, tampaknya mendukung langkah untuk membuat hidup lebih mudah bagi pasien yang terbukti mendapat manfaat dari obat itu.
Sudah ada rencana bagi penelitian yang lebih besar tentang manfaat obat, dan legalisasi untuk penggunaan ganja rekreasi juga kembali diagendakan, meskipun itu akan menjadi pertarungan politik yang jauh lebih sulit.
Peluang pasar
Markus Làmenanam 15 jenis tanaman ganja di berbagai jenis tanah dan lingkungan yang berbeda, untuk menemukan jenis yang paling keras dan paling dapat diandalkan. Dia berharap adanya peluang pasar baru, tetapi menurutnya pemerintah Swiss untuk bertindak cepat.
"Dengan nama (dan reputasi) farmasi Swiss, dan mutu Swiss, pertanian organik Swiss, kita akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pangsa pasar."
Namun dia sadar bahwa di negara lain, seperti Kanada, di mana ganja akan menjadi legal bulan depan, dan bahkan Libanon, para produsen siap untuk mengambil keuntungan dari pasar Eropa yang menguntungkan.
"Jika pemerintah tidak bertindak lebih cepat, kita pasti akan kehilangan peluang, dan kita kehilangan pasar yang besar ."
Dia tidak sepenuhnya optimis. Setelah menghabiskan lebih dari satu dekade berusaha agar obat-obatannya diterima, ia sangat sadar akan stigma yang masih menyelimuti ganja.
"Seperti, bahwa `yang mengisap ganja itu para pemalas, yang mengisap ganja itu orang-orang berambut gondrong, bahwa orang-orang yang ingin menghancurkan masyarakat kita itu pada merokok ganja ,` dia mengeluh.
"Penggunaan untuk rekreasi ini, merokok ini, dikelirukan dengan penggunaan obat. Banyak orang menyamaratakannya begitu saja."
"Semua ditempatkan dalam pot yang sama."
"Pot," dia tertawa, dan dia pun kembali sibuk merawat tanamannya.