Parade Militer Ditembaki, Garda Revolusi Iran Ancam Balas Dendam
- Reuters/Morteza Nikoubazl
VIVA – Garda Revolusi Iran bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan terhadap parade militer yang menewaskan 25 orang, termasuk 12 pasukannya, akhir pekan lalu. Iran menuduh negara-negara Arab Teluk dibalik serangan tersebut.
Serangan yang terjadi pada hari Sabtu, 22 September 2018 itu adalah salah satu yang terburuk yang pernah melawan kekuatan paling kuat di Iran. Akhir pekan lalu, empat penyerang melakukan penyerangan, saat para pejabat Iran tengah berkumpul untuk menyaksikan acara tahunan, yang menandai dimulainya perang tahun 1980-1988 dengan Irak.
Saat penembakan, para tentara yang berjaga segera merangkak, sementara perempuan dan anak-anak berlari menyelamatkan diri.
"Mempertimbangkan pengetahuan penuh para garda tentang penyebaran pemimpin teroris kriminal, maka kami akan melakukan pembalasan yang mematikan, dan tak terlupakan dalam waktu dekat," kata Garda Revolusi Iran dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Senin 24 September 2018.
Atas serangan tersebut, pejabat tinggi Iran termasuk Presiden Hassan Rouhani menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Teluk memprovokasi pertumpahan darah tersebut.
Namun, Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa Bangsa, Nikki Haley, menolak tuduhan tersebut.
"Banyak orang Iran yang melakukan protes. Setiap uang yang masuk ke Iran, masuk ke militernya. Dia telah menindas rakyatnya dalam waktu yang lama, dia perlu melihat markasnya sendiri untuk mencari tahu dari mana asalnya," kata Haley.