Bahas Akhir Perang Korea, Presiden Korsel dan Kim Jong-un Berpelukan

Presiden Korsel dan istri tiba di Bandara Internasional Sunan Pyongyang, Korut
Sumber :
  • Reuters

VIVA – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyambut hangat kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Selasa, 18 September 2018 di Bandara Internasional Sunan Pyonguang, Korea Utara. Moon Jae-in hadir bersama sang istri. Selain Kim Jong-un, kedatangan keduanya ikut disambut Ibu Negara Korut.

Gila, Tentara Korut Dieksekusi Mati Komandannya Sendiri dalam Perang di Rusia

Saat bertemu, kedua pemimpin negara itu disebutkan saling tersenyum, tertawa kemudian berpelukan. Sambutan hangat juga tampak diberikan masing-masing istri mereka sebagaimana dilansir Reuters.

Kedatangan Moon Jae-in kali ini tak lain soal pembahasan progres denuklirisasi dan Korea yang damai untuk mengakhiri status Perang Korea yang masih status quo selama ini. Walau diketahui, progres kesepakatan Korea Utara dan AS mengenai denuklirisasi ini sempat stagnan.

Suplai Pasukan dan Senjata ke Rusia, Korut Terima Cuan Rp97 Triliun

Sementara itu, ratusan penyambut dengan menggunakan busana tradisional Korea Utara juga turut menyambut Moon. Mereka membawa rangkaian bunga dan melambaikan dua bendera Korut maupun Korsel.

"Kami sangat menyambut baik kehadiran Presiden Moon Jae-in di Pyongyang," dituliskan dalam spanduk yang dibawa oleh penyambut tersebut.

Kocar-kacir, Tentara Korut Berlarian Saat Hadapi Drone Tempur Ukraina

Mereka kemudian tampak masuk ke mobil Mercedes hitam yang sama dan dibawa menuju guest house negara Paekhwawon. Di sana Moon akan menginap. Diketahui bahwa tempat itu juga lokasi menginap dua mantan Presiden Korsel yang pernah mengunjungi Korut pada masa Kim Jong-il yaitu pada 2000 dan 2007.

Pembicaraan mengakhiri Perang Korea oleh Moon dan Kim dijadwalkan mulai pukul 15.30 waktu setempat hari ini.

VIVA Militer: Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pamerkan jet tempur F-16

Presiden Ukraina Sebut Pasukan Korut Gabung Rusia "Bentuk Kegilaan Kediktatoran"

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut keberadaan pasukan Korea Utara yang bergabung dengan militer Rusia bentuk kegilaan yang dapat dilakukan oleh kediktatoran.

img_title
VIVA.co.id
29 Desember 2024