Mahasiswi Indonesia Tewas di Danau Trebgast Jerman, Ini Kronologinya
- REUTERS/Michaela Rehle
VIVA – Setelah pencarian lebih dari 24 jam, mahasiswi asal Indonesia berinisial SPDP ditemukan di dasar danau Trebgast atau Trebgaster Badesee, Bavaria, Jerman pada Kamis sore (9 Agustus 2018). Dia diduga tewas karena tenggelam.
Saat ini, jenazah SPDP masih berada di rumah duka di kota Kulmbach menunggu untuk di otopsi yang rencananya akan dilakukan pada Senin 13 Agustus 2018 di kota Erlangen.
SPDP terdaftar sebagai mahasiswi semester 4 jurusan Biokimia S1 di Universitas Bayreuth. Saat Jerman tengah dilanda musim panas yang esktrim, Rabu lalu, SPDP bersama 2 rekan kuliahnya, Putri dan seorang rekan berkebangsaan Maroko pergi ke tepi danau Trebgast.
Dari Bayreuth, danau Trebgast ini dapat dicapai dengan naik kereta regional selama 10 menit, kemudian disambung dengan jalan kaki atau naik sepeda. Danau ini memang tujuan wisata warga lokal, karena lokasinya mudah dicapai.
Kepada VIVA Putri mengatakan, sesampainya di lokasi dan bersantai sejenak, SPDP memutuskan untuk berenang di danau, sementara kedua rekannya tetap duduk duduk di tepi danau sambil membaca. Namun, setelah 2 jam SPDP tidak kembali.
Kedua rekannya mulai mencari dengan mengelilingi danau itu hingga 2 kali. Mereka memutuskan melaporkan pada petugas penjaga danau dan memanggil SPDP lewat loudspeaker.
Dengan tidak munculnya SPDP, petugas penjaga danau Trebgast memutuskan bahwa kemungkinan telah terjadi kecelakaan dan langsung memanggil Kepolisian setempat.
Polisi langsung datang bersama medis, pemadam kebakaran juga dinas tata air dan langsung mengadakan pencarian sejak pukul 15.30 waktu setempat. Sementara itu Saras, rekan satu jurusan dan satu angkatan SPDP datang dan bergabung dengan Putri dan bersama sama menunggu hasil pencarian.
Pencarian terus berlangsung hingga pukul 00.30 Kamis dini hari. Namun tidak ada hasil. Putri diantar pulang oleh Polisi dan Saras diantar pulang oleh Walikota Trebgast. Media lokal baik radio dan website terus mengupdate pencarian tersebut setiap jamnya.
Hari kedua pencarian, Putri dan Saras terus memonitor berita dari internet. Sementara itu, Sarah mengontak KBRI Berlin untuk memberitahukan kasus tersebut dan mencari jalan bagaimana menghubungi keluarga SPDP.
Mendekati pukul 18.00 Kamis waktu setempat, tim pencari yang terdiri lebih dari 100 orang personil, termasuk penyelam dan tim polisi air berhasil mengangkat jenazah seseorang namun belum dapat diindentifikasi. Putri bersikeras untuk kembali ke danau.
"Saya harus kembali ke sana, apapun yang terjadi. Saya ingin melihat apakah jenazah itu teman saya".
Dibantu Walikota Trebgast, Putri dan Saras diantar ke tepi danau Trebgast, dimana jenazah tengah disiapkan untuk dibawa ke Kulmbach. Putri mendapat ijin untuk melihat jenazah dan mengidentifikasi bahwa jenazah tersebut memang SPDP.
Menghubungi Keluarga
Menanggapi laporan warga, KJRI Frankfurt langsung berkoordinasi dengan Direktorat perllindungan WNI dan BHI Kemlu. KJRI akhirnya berhasil menghubungi keluarga SPDP di Malang, Jawa Timur.
Keluarga meminta agar jenazah SPDP dapat dipulangkan ke Indonesia. KJRI juga mengadakan pendampingan dan menghubungi instansi instansi terkait di Bayreuth untuk mengurus proses pemulangan SPDP.
Konsul Konsuler dan Protokol KJRI Frankfurt Joneri Alimin yang ditemui tengah mengurus berkas kasus SPDP di Bayreuth mengatakn, bahwa pihaknya masih menunggu informasi dari otoritas setempat,
"Yang jelas, hari Senin akan dilaksanakan otopsi. Hasil otopsi akan diserahkan langusng ke pengadilan. Hasil otopsi ini akan menunjukkan apakah penyebab kematian adalah kecelakaan murni atau ada hal lain. Sekiranya tidak ada hal lain yang harus diperiksa lebih jauh, maka jenazah akan segera dipulangkan dengan aturan dan ketentuan berlaku", Joneri
Untuk proses memandikan dan mengkafani jenazah, Joneri mengatakan bahwa pihaknya telah menghubungi komunitas Muslim dan masjid di kota Bayreuth. Mereka telah mendapatkan seorang muslimah yang siap melakukan hal tersebut. Saat ini, Polisi setempat belum mengadakan jumpa pers terkait kasus tersebut karena masih menunggu hasil otopsi dan penyelidikan. (ren)