Demo Berujung Kekerasan, Pemerintah Bangladesh Matikan Internet
- REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
VIVA – Aksi demonstrasi mahasiswa Bangladesh untuk memprotes ulah pengemudi ugal-ugalan, berujung pada kekerasan. Hal itu terjadi setelah pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan keras terhadap demonstran.
Berbagai foto dan video yang dibagikan di media sosial memperlihatkan petugas berwenang menggunakan tongkat dan senjata tajam. Mereka menyerang pelajar dan jurnalis yang tengah meliput aksi protes tersebut.
Menurut laporan media lokal, sebanyak 100 pelajar dan 25 jurnalis mengalami luka-luka dalam tindakan kekerasan pada Minggu, 5 Agustus 2018.
Aksi demonstrasi selama delapan hari itu terjadi setelah dua pelajar remaja tewas tertabrak bus yang ugal-ugalan, bersaing untuk mendapatkan penumpang.Â
Dalam insiden itu, dua pelajar meninggal dunia sementara warga lainnya di sekitar lokasi terluka. Salah satu pengemudi bus berhasil diamankan namun kemudian melarikan diri.Â
Selain tindakan kekerasan itu, pemerintah Bangladesh juga diduga dengan sengaja memerintahkan untuk menutup jaringan internet di negara tersebut.
Media sosial dipenuhi dengan komentar dari warga Bangladesh yang mengaku tak bisa mengakses internet lewat telepon genggam, meskipun jaringan wireless dan wired tak mengalami hambatan.
Surat kabar Prothom Alo mengatakan, layanan internet 3G dan 4G di negara itu juga telah dimatikan selama 24 jam sejak Sabtu malam, sesaat setelah kekerasan terjadi.
"The Bangladesh Telecommunications Regulatory Commission telah mengurangi kecepatan internet sesuai arahan pemerintah," kata seorang pejabat senior yang tak disebutkan namanya seperti dikutip Times of India.
Langkah ini diduga dilakukan untuk mengurangi merebaknya insiden tersebut lewat internet.Â
Â