Skandal Vaksin Palsu Kembali Terungkap, Masyarakat Geger
- REUTERS/Damir Sagolj
VIVA – Otoritas China melakukan investigasi skandal vaksin palsu yang menyeruak dan sempat menyebabkan kepanikan publik di negara itu. Dilansir laman BBC, pekan lalu, perusahaan pembuat vaksin Changsheng Biotechnology Co diketahui memalsukan data komposisi pembuatan vaksin rabies produksinya.
Perusahaan itu sudah diperintahkan menyetop produksi vaksin dan menarik semua produknya yang masih ada di pasaran.
Skandal vaksin palsu ini menyeruak di China namun menimbulkan kecemasan di masyarakat. Apalagi diketahui bahwa vaksin rabies tersebut adalah jenis vaksin yang dipesan pemerintah untuk dibagikan secara gratis ke masyarakat China.
Sementara Perdana Menteri China, Li Keqiang menegaskan bahwa setia orang dan pihak yang terlibat dalam pemalsuan vaksin ini akan mendapatkan hukuman setimpal karena mereka sudah melewati tanggung jawab moral sebagai manusia.
"Kami akan memperkarakan tindakan ilegal dan kriminal yang membahayakan hayat hidup manusia dan menghukum sesuai dengan aturan hukum yang ada," kata Li Keqiang.
Pada 15 Juli 2018, Badan Pengawas Obat dan Makanan China menemukan bahwa Changchun Changsheng memalsukan data komposisi untuk pembuatan vaksin rabies. Data tersebut dipalsukan demi menghindari inspeksi yang sewaktu-waktu dilakukan. Beberapa hari setelah itu, otoritas Provinsi Jilin kembali mengumumkan adanya temuan vaksin-vaksin yang tak sesuai standar kesehatan antara lain vaksin difteri, vaksin tetanus dan vaksin pertussis.