Turki Tangkap Harun Yahya, 160 Pengikutnya Juga Diciduk
- Anadolu Agency
VIVA – Polisi Turki menangkap seorang penulis dan pendakwah kondang di televisi, Adnan Oktar, bersama lebih dari 160 pengikutnya. Penangkapan tokoh yang dikenal dengan nama pena Harun Yahya itu berlangsung pada Rabu dini hari waktu setempat.
Menurut kantor berita Reuters, Harun Yahya dan para pengikutnya itu dicurigai membentuk kelompok kriminal maupun terlibat atas kasus penipuan dan pelecehan seksual. Penangkapan ini melalui suatu operasi gabungan aparat keamanan Turki yang dilancarkan serentak di lima provinsi, demikian ungkap kepolisian di Ibu Kota Istanbul.
Oktar alias Harun dikenal mengelola suatu stasiun televisi bernama A9, di mana dia menjadi pembawa acara sejumlah talk show mengenai nilai-nilai Islam. Dalam suatu tayangan, terlihat dia berjoget bersama sejumlah perempuan muda yang dia sebut "kittens” (anak kucing) dan bernyanyi bersama sejumlah pemuda, yang disebut "singa."
Pada Februari lalu, otoritas pengawas televisi Turki memblokir suatu siaran yang diasuh oleh Oktar, yang mencampur-adukkan diskusi mengenai teologi dan tarian. Acara itu dipandang melanggar kesetaraan gender dan hak kaum perempuan.
Surat kabar Hurryiet mengungkapkan bahwa polisi menggerebek rumah Oktar di distrik Cengelkoy, di sudut Kota Istanbul bagian Asia. Oktar dan para pengawalnya langsung dibekuk saat sempat berupaya melawan dan melarikan diri.
Polisi mengungkapkan bahwa mereka saat ini sudah menahan 166 dari 235 tersangka. Usai ditangkap, sambil dikawal polisi, Oktar tampak keluar dari suatu rumah sakit dengan tangan sudah diborgol setelah menjalani pemeriksaan medis sebelum dibawa ke kantor polisi di Istanbul.
Di masa lalu, Oktar pernah menuduh intelijen Inggris meminta aparat Turki untuk menindak dia. Mulai membentuk sejumlah kelompok pengikut di akhir tahun 1970an, Oktar telah berkali-kali diadili atas sejumlah tuduhan, termasuk membentuk sindikat kriminal. Namun dia pun bebas dari tuduhan itu.
Menurut laman pribadinya, Oktar telah menulis lebih dari 300 buku, menerjemahkannya ke 73 bahasa, salah satunya karya dengan menggunakan nama pena Harun Yahya. Dalam salah satu bukunya itu, dia berpendapat bahwa teori evolusi Charles Darwin merupakan akar dari terorisme global.
Hingga berita ini diturunkan, Reuters telah berupaya mengontak stasiun televisi A9 milik Oktar untuk dimintai komentar, namun belum kunjung berhasil. (ren)