Menhan: Kedaulatan Indonesia Terganggu, Kita Perang
- VIVA.co.id/Reza Fajri
VIVA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, konsep diplomasi pertahanan yang saat ini diimplementasikan oleh Pemerintah Indonesia dilakukan melalui pendekatan persahabatan dengan empat poros.
Pendekatan persahabatan dengan kekuatan besar di kawasan Indo Pasifik yaitu antara lain dengan Amerika Serikat, China, Rusia dan negara-negara anggota ASEAN.
"Pendekatan ini diadakan guna menjaga stablitas kawasan demi terwujudnya kawasan yang aman, damai dan sejahtera," kata Ryamizard dalam pembukaan Indonesia International Defense Science Seminar di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Juli 2018.
Ryamizard mengatakan, beberapa dampak positif dari pendekatan tersebut yang dapat dirasakan secara langsung adalah kondisi di Laut China Selatan yang semakin mereda serta terciptanya iklim kondusif di kawasan.
Poros maritim strategis di kawasan Indo Pasifik berkembang mulai dari utara yaitu Laut China Selatan kemudian ke Perairan Natuna yang masuk melalui Selat Malaka, Selat Sunda dan ke Samudera Hindia.
"Ini merupakan lalu lintas perdagangan internasional yang bernilai tak kurang dari US$5,2 triliun setiap tahunnya. Jadi kalau ini terganggu maka perdagangan dunia juga terganggu. Dampak yang paling kena adalah ASEAN, termasuk Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, Ryamizard juga mengatakan, situasi keamanan dalam poros maritim berdampak pada perkembangan geopolitik dan geostrategis kawasan Indo Pasifik yang saat ini memunculkan tantangan dan potensi ancaman baru yang bahkan bersifat lintas negara.
"Dalam perspektif Indonesia, ancaman tidak lagi bersifat perang terbuka antarnegara atau ancaman yang belum nyata. Ini bisa jadi nyata, kalau kedaulatan dan integritas Indonesia terganggu maka kita perang. Selama tidak terganggu untuk apa perang. Perang hanya untuk mempertahankan diri," ujarnya. (mus)