Ancaman Makin Kompleks, RI Perkuat Diplomasi Pertahanan
- VIVA/Dinia Adrianjara
VIVA – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto mengatakan bahwa ketidakpastian lingkungan strategis dan adanya kompleksitas ancaman yang masih tinggi harus direspons dengan penguatan diplomasi pertahanan.
Hal ini diungkapkannya dalam pembukaan Indonesia International Defense Science Seminar yang kedua di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 11 Juli 2018.
"Salah satu tujuan berdirinya NKRI adalah turut serta menjaga perdamaian dunia. Saya yakin setiap negara juga menginginkan perdamaian, sehingga kemampuan berdiplomasi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang harus ditingkatkan," kata Wiranto.
Kompleksitas ancaman yang dihadapi berbagai negara di dunia bahkan tak hanya bersifat transnasional.
Ia kemudian mencontohkan situasi pengungsi Rohingya yang mengalami kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar. Menurutnya, jika masalah tersebut tak diselesaikan secara tuntas maka bisa menjadi sumber munculnya masalah lain seperti perdagangan manusia dan narkoba.
"Efek berlapis ini bisa merambat ke antarnegara. Jaringan terorisme internasional juga bisa tumbuh di mana saja dan kapan saja," ujarnya.
Stabilitas Korea
Selain masalah Rohingnya, ketegangan di Semenanjung Korea juga masih belum jelas arahnya meski sudah ada peluang yang mengarah kepada unifikasi antara Korea Utara dengan Korea Selatan.
Untuk menghadapi kompleksitas ancaman tersebut, Wiranto menilai, kebersamaan untuk mencari solusi sangat penting. Bentuk nyata yang bisa dilakukan yakni bisa melalui saling berbagi informasi, pengetahuan, teknologi, latihan dan operasi bersama dalam menghadapi ancaman.
Selain itu, kerja sama yang mengedepankan sentralitas ASEAN yang sudah dibangun juga perlu dikembangkan untuk melembagakan berbagai bentuk dan substansi kerja sama.
"Kepentingan kekuatan besar dalam konteks geopolitik juga selalu dan akan terus ada. Membiarkan kecenderungan negatif seperti itu juga tidak sehat bagi perdamaian dunia. Untuk itu cara kita mengimbanginya adalah dengan menguatkan diplomasi pertahanan," kata Menko Polhukam. (ren)