Pernah Dilecehkan Pastor, Duterte Tinggalkan Agama Katolik
- REUTERS/Erik De Castro
VIVA – Setelah mendapat kecaman akibat pernyataan kontroversialnya tentang Tuhan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte kini mengaku secara blak-blakan bahwa ia sudah berhenti menjadi seorang Katolik.
Duterte mengatakan hal ini dengan menyinggung adanya insiden yang mengerikan. Dia diduga mengalami pelecehan seksual oleh seorang pendeta.
"Sesuatu yang mengerikan terjadi ketika kita masih muda. Sementara mengaku, kami sedang dibelai. Jadi ketika saya lulus, saya bukan lagi seorang Katolik. Saya bukan lagi seorang Katolik pada usia itu," kata Duterte seperti dikutip Asia One.
Hal ini dikatakan Presiden berusia 73 tahun itu dalam acara peresmian Sekolah Tinggi Malayan Mindanao di Kota Davao.
Pernyataan ini mengacu pada klaim Duterte sebelumnya bahwa ia pernah dilecehkan oleh almarhum Pastor Harry Falvey saat di sekolah menengah di Ateneo de Davao University. Insiden itu diduga terjadi ketika dia dan teman-teman sekelasnya sedang melakukan pengakuan dosa kepada seorang pastor.
Setelah kejadian itu, Duterte berhenti menjadi seorang umat Katolik dan memutuskan untuk menciptakan gagasannya sendiri tentang Tuhan.
Seperti diketahui Juni 2018 lalu, Duterte dituduh melakukan penistaan agama karena menyebut Tuhan 'bodoh'. "Siapakah Tuhan yang bodoh ini? Anda menciptakan sesuatu yang sempurna dan kemudian Anda memikirkan suatu peristiwa yang akan menghancurkan kualitas pekerjaan Anda," kata Duterte.
Pernyataan ini diungkapkan saat dia mengomentari kisah di kitab suci saat Hawa tergoda dengan buah di Taman Eden.
Filipina adalah negara mayoritas Katolik terbesar di Asia dan merupakan rumah bagi populasi Katolik terbesar ketiga di dunia. Otoritas keagamaannya telah mempertahankan pengaruh signifikan di kalangan masyarakat.