Marak Pembunuhan Misterius, Pengungsi Rohingya Ketakutan
- REUTERS/Tyrone Siu/File Photo
VIVA – Bangladesh mengerahkan ribuan polisi tambahan ke kamp-kamp pengungsi Rohingya, setelah serangkaian pembunuhan tak terjelaskan menebar ketakutan di antara ratusan ribu orang pengungsi.
Sejak Agustus 2017, ketika kekerasan militer di Myanmar memaksa etnis minoritas Muslim itu mencari perlindungan ke Bangladesh, sebanyak 19 orang, beberapa di antaranya adalah tokoh masyarakat, ditemukan tewas.
Korban terakhir bernama Arifullah berusia 35 tahun, dibunuh bulan lalu di dekat kamp Balukhali. Saat itu, dia ditunjuk sebagai pemimpin ribuan pengungsi. Malam hari pada 18 Juni 2018, Arifullah ditemukan tewas dengan 25 luka tusukan.
Menurut keterangan kepolisian setempat, sebagaimana dilansir Reuters, korban yang fasih berbahasa Inggris itu diketahui bekerja untuk agen-agen internasional di Myanmar dan sering bertemu dengan delegasi asing yang mengunjungi kamp-kamp pengungsi.
Istri korban, yang meminta namanya untuk dirahasiakan, mengatakan Arifullah merupakan seorang kritikus Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), kelompok militan yang memicu serangan terhadap militer Myanmar, Agustus 2017.
Dianggap Fitnah
Namun, juru bicara ARSA menolak tuduhan tersebut, mengatakan bahwa kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang bertanggung jawab atas 'kegiatan' di kamp-kamp pengungsi dan menggunakan nama ARSA untuk memfitnah citra mereka.
Kelompok itu juga mengatakan tidak menyerang warga sipil dan tidak pernah melakukan pembunuhan di kamp-kamp. Sebaliknya, mereka berterima kasih atas kemurahan hati Bangladesh yang telah melindungi para pengungsi.
Polisi telah melakukan sejumlah penangkapan sehubungan dengan beberapa pembunuhan. Namun, dikatakan bahwa motifnya seringkali masih tidak jelas.
Insiden tersebut kerap terjadi di malam hari. Pelaku diduga membunuh menggunakan pistol, pisau atau tongkat di kamp pengungsian. Di malam hari, hanya ada sedikit petugas yang berjaga.
Iqbal Hossain, Inspektur Polisi Kota Cox's Bazar mengatakan, sekitar 2.400 pasukan khusus telah dibentuk untuk menjaga para pengungsi.