Logo ABC

Tekanan Berat Warga Uighur di Bawah Pemerintahan China

Almas Nizamidin, yang kini jadi warga negara Australia, mendesak pemerintah membantu pembebasan istri dan ibunya yang ditahan di China Barat.
Almas Nizamidin, yang kini jadi warga negara Australia, mendesak pemerintah membantu pembebasan istri dan ibunya yang ditahan di China Barat.
Sumber :
  • abc

"Pemerintah China, Anda menginginkan kesatuan kelompok etnis yang berbeda," katanya. "Anda mengatakan ingin semua kelompok etnis saling merangkul seperti "buah delima"."

"Kemudian Anda membuka kamp pendidikan ulang di Xinjiang di mana Anda menahan ratusan ribu minoritas Muslim," ujarnya.

"Apakah ini yang Anda maksud dengan persatuan kelompok etnis?" tanya siswa tersebut.

Harapan untuk hidup berdampingan memudar

Jauh dari pos-pos pemeriksaan dan tahanan, komunitas Uighur di Australia menciptakan ruang di mana mereka merayakan dan melestarikan budaya Uighur dengan bangga. Mereka pun bebas mendiskusikan politik sampai batas tertentu.

Banyak dari mereka dulu tidak terbayangkan bisa mengkritik pemerintah China atau menyerukan kemerdekaan dari China.

Four young women in a mosque. Gadis-gadis etnis Uighur asal China di Masjid Wandana, Australia Selatan.

ABC News

Namun di saat tindakan keras telah mengubah tanah air mereka menyerupai negara polisi, banyak orang Uighur mengatakan hidup berdampingan secara damai dengan etnis Han di bawah kekuasaan China tidak lagi masuk akal dalam jangka panjang.

Aktivis secara terbuka mengkampanyekan kemerdekaan sebagai negara Turkestan Timur, dengan konsekuensi anggota keluarga mereka di China menjadi target penindakan.

Banyak orang warga Uighur di Australia mengaku putus asa, tidak berdaya, dan tidak dapat mempercayai siapa pun.

ABC telah menghubungi kedutaan China di Canberra, Kementerian Luar Negeri China, dan berbagai otoritas lainnya untuk memberikan komentar tetapi semuanya tidak dijawab.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.