Tekanan Berat Warga Uighur di Bawah Pemerintahan China
- abc
"Kamu pikir kamu orang Australia?" Petugas keamanan berjaga di jalan-jalan Kota Kashgar.
Reuters: Thomas Peter
Seorang warga Australia keturunan Uighur lainnya yang diminta disebut sebagai "Sam", menjelaskan kepada ABC bahwa dia diserang oleh puluhan polisi ketika menunjukkan paspornya di pos pemeriksaan di Urumqi pada tahun 2016.
Dia mengaku, seorang petugas berkata, "Kamu pikir kamu orang Australia?" dan mendorongkan paspor ke wajahnya.
"Saya mendorong dan bilang "apa yang kamu lakukan? Kamu tidak bisa melakukan hal itu"," katanya.
"Kemudian lebih dari 15 orang datang dan memukuli saya. Berikutnya yang saya ingat adalah saya sudah di rumah sakit," tambah Sam.
Warga lainnya bernama Elminur dibesarkan di Ghulja, Xinjiang, dan datang tiba di Australia tahun 2009.
Mahasiswa berusia 20 tahun itu meminta nama belakangnya tidak disebutkan karena dia masih memiliki keluarga di China.
Dia mengaku saat di sekolah di Ghulja dia diminta untuk tidak shalat.
"Tumbuh dewasa saya takut shalat," katanya, "Ketika pertama kali datang ke sini saya ragu-ragu bergabung dengan ritual keagamaan."
Salah seorang siswa keturunan Uighur menyampaikan orasi di depan Kedubes China di Canberra.
Supplied
Seorang siswa SMA di Uighur, yang datang ke Adelaide dari Ghulja tiga tahun lalu, menceritakan kenangan Ramadhan di Xinjiang.
Para siswa di sekolahnya, katanya, diminta menandatangani kontrak dan berjanji untuk tidak berpuasa atau pergi ke masjid.
Pada bulan Maret, dalam aksi demonstrasi protes di Canberra siswa berusia 17 tahun menyampaikan pidato di depan Kedutaan China.