Pasangan Indonesia Keliling Dunia dengan Sepeda Motor
- bbc
"Di motor badan sebenarnya bergerak sebagai reaksi berkendara. Tanpa disadari barang di badan akan membuat badan pegal," kata Lilis.
Mereka telah menyiapkan semua keperluan, seperti pakaian thermal untuk menghadapi cuaca panas dan dingin, tenda dan kantung tidur, peralatan masak, obat-obatan dan perawatan tubuh.
Untuk pakaian, masing-masing hanya membawa dua kaos dan dua celana. "Cuci, ganti saja. Karena kalau packing kebanyakan, kami sendiri yang akan kesusahan," kata Lilis sambil tertawa.
Meski selalu bersama, Lilis menjelaskan tak pernah ada masalah berarti antara mereka berdua.
Mario juga bertanggung jawab untuk menjaga "kesehatan" motor mereka. Dia punya pengetahuan dan peralatan untuk bisa memperbaiki masalah kecil pada motor. Dia membawa sparepart seperti kampas rem, busi dan filter. "Sedangkan kalau ada kerusakan alat yang lebih besar, kami akan membelinya di kota tempat kami berada saat itu," kata Mario.
Tapi, tantangan terbesar mereka justru bukan soal berkendara atau kendala bahasa.
"Tantangan terbesar kami adalah masalah visa dan paspor motor," kata dia. Mereka pernah ditolak di Pakistan, dan seringkali mendapat masalah karena sebuah negara hanya memberikan visa untuk penduduk. "Tapi setelah dibicarakan, kami sering mendapat keringanan," kata Mario.
Dalam perjalanan ini, Mario dan Lilis berbagi tugas. Mario bertugas berkendara, merawat motor dan menentukan rute, sementara Lilis mengurus visa dan mendokumentasikan perjalanan. Akibatnya, jarang ada foto Lilis yang muncul di media sosial mereka. "Saya tidak suka difoto, jadi di belakang layar saja," kata Lilis.
Di balik petualangan mengelilingi dunia dan foto-foto indah di media sosial, Mario menjelaskan bahwa butuh kerja keras untuk bisa mencapai apa yang dia lakukan saat ini.