Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Razan Najjar di Gaza
- Instagram Eye on Palestine
VIVA – Ribuan orang berkumpul untuk memakamkan seorang paramedis relawan berusia 21 tahun, yang ditembak mati di perbatasan Israel.
Razan Najjar telah berperan membantu mengevakuasi dan mengobati korban luka-luka selama kekerasan lintas perbatasan, sebelum ia tewas terbunuh hari Jumat lalu.
Razan Najjar meninggal dunia hanya beberapa minggu sebelum berencana mengumumkan rencana pertunangannya. Semula, ia akan bertunangan dengan seorang pekerja ambulan bernama Izzat Shatat, setelah bulan Ramadan.
"Dia membantu semua orang, dia tidak pernah menolak untuk membantu. Dia adalah orang pertama yang berlari ke arah siapa pun yang terkena tembak," kata Shatat, seperti dikutip dari Independent, Minggu, 3 Juni 2018.
Relawan paramedis Palestina, Razan Najjar, tewas ditembak militer Israel
Tubuhnya dibungkus dengan bendera Palestina, ketika prosesi pemakaman dimulai dari rumah sakit dan melewati rumahnya di Khuzaa, sebuah desa dekat kota Khan Younis yang menjadi salah satu dari lima perkemahan protes di Gaza.
Setelah pemakaman, puluhan pelayat menuju pagar perbatasan dan mulai melempar batu ke arah tentara Israel. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lima orang pengunjuk rasa terluka akibat tembakan Israel.
Najjar mengenakan jilbab berwarna biru gelap dan mantel putih dengan logo Perkumpulan Bantuan Medis Palestina, saat menjadi sukarelawan.
Sementara itu militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi sesuai dengan prosedur standar operasi dan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.
Najjar adalah korban perempuan kedua, dari sekitar 115 korban tewas, sejak aksi protes perbatasan yang mematikan dimulai pada akhir Maret.
Tanggal 14 Mei lalu ketika protes memuncak atas pembukaan Kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem, seorang gadis berusia 14 tahun bernama Wessal Sheikh Khalil menjadi pemrotes wanita pertama yang ditembak mati.