Virus Langka dari Kelelawar Serang India, Korban Mengenaskan
- REUTERS/Himanshu Sharma
VIVA – Virus langka yang disebabkan oleh kelelawar dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 10 orang di India selatan pada awal pekan ini. Virus ini menyebabkan gejala mirip flu dan dapat berakhir dengan kerusakan otak penderitanya.
Belum ada vaksin untuk virus Nipah yang disebut bisa tersebar melalui cairan tubuh tersebut. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini bisa menyebabkan ensefalitis atau peradangan pada otak.
Menteri Kesehatan India, K.K. Shailaja mengatakan, kematian pertama atas kasus Nipah terjadi di wilayah Kerala pada hari Jumat pekan lalu. Hingga kini, wabah telah menyebar ke negara bagian Karnataka di mana korban tewas bertambah menjadi 11 orang.
"Ini adalah situasi baru bagi kami. Kami tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam menangani Nipah. Kami berharap dapat menghentikan wabah," kata Shailaja, dikutip dari Reuters.
WHO saat ini telah melakukan kontak dengan pejabat pemerintah di daerah yang terkena dampak. Sementara itu pakar kesehatan menekankan perlunya deteksi dini dan pengendalian infeksi untuk menangkap penyebaran virus.
"Virus ini tidak akan menyebar lewat udara, tapi bisa berisiko jika mereka tidak mengikuti prosedur pengendalian infeksi yang tepat," kata Dr D Himanshu dari King George Medical University di Kota Lucknow.
Sementara penyebab pasti penyebaran wabah masih diselidiki. Namun pejabat kesehatan nasional di India mengamati banyaknya kelelawar di sebuah sumur di Kerala yang mana korban meninggal dunia kerap melakukan aktivitas menimba air.Â
Sampel dari kelelawar telah dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Kasus ini pun memicu kekhawatiran warga. Menurut laporan, sejumlah orang yang terkena demam bahkan penyakit ringan kini berbondong-bondong ke rumah sakit karena khawatir terkena virus tersebut.
Virus Nipah pertama kali terdeteksi di Malaysia pada tahun 1998 dan India yang telah mengalami dua wabah dalam satu dekade terakhir dan menewaskan hingga 50 orang. (ase)