Anwar Ibrahim Minta Namanya Dibersihkan dari Kasus Sodomi
- bbc
Perjalanan Anwar Ibrahim selama sekitar dua dekade belakangan, dari kursi kekuasaan ke penjara untuk dua kali masa tahanan dalam kasus sodomi, hampir dipastikan akan berakhir di puncak kekuasaan Malaysia.
Ini terjadi setelah mantan mentor dan mantan musuh bebuyutannya, Mahathir Mohamad, berhasil menggandeng kubu oposisi Pakatan Harapan, mengantarkannya meraih kemenangan bersejarah.
Kemenangan dalam pemilu Rabu lalu (09/05) itu juga membuat Mahathir -yang langsung ditunjuk sebagai perdana menteri- mengupayakan pembebasan mantan pemimpin oposisi itu.
Anwar mulai menjalani hukuman penjara lima tahun pada 2015 dalam kasus sodomi jilid II, terhadap mantan asistennya, Mohd Saiful Bukhari Azlan. Sama dengan kasus sebelumnya, lagi-lagi ia dan kubunya meyakini kasus ini sebagai konspirasi politik untuk menyingkirkannya dari panggung politik di era Perdana Menteri Najib Razak, yang baru saja menelan kekalahan pahit dalam pemilu.
Mahathir Mohamad sudah berjanji akan menyerahkan kursi perdana menteri kepada Anwar dalam tempo sekitar dua tahun.
Tapi bagaimana Anwar dapat mempercayai Mahathir yang pernah mendepaknya dari kabinet dan menjebloskannya ke penjara dalam kasus sodomi yang diklaimnya sebagai rekayasa politik?
Dalam wawancara khusus lewat telepon pada Jumat (18/05) dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, mantan wakil perdana menteri, mantan pemimpin oposisi, dan mantan narapidana tersohor tersebut menegaskan tetap akan menempuh jalur hukum guna memulihkan namanya.