Al-Fatihin, Surat Kabar ISIS Berbahasa Indonesia

Bendera kelompok ISIS
Sumber :
  • Reuters

VIVA – Kelompok ekstremis ISIS ternyata telah menerbitkan media cetak berbahasa Indonesia atau Melayu, untuk meningkatkan daya tarik bagi para jihadis di kawasan Asia Tenggara.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Surat kabar bernama 'al-Fatihin', yang dalam bahasa Arab berarti 'Para Penakluk', diluncurkan sejak 20 Juni 2016 dengan slogan "Surat kabar untuk migran berbahasa Melayu di Negara Islam."

Surat kabar tersebut berisi artikel yang menuliskan kabar terbaru dari Irak dan Suriah, ditulis dalam bahasa Indonesia, sehingga bisa dipahami oleh banyak penutur Melayu di Asia Tenggara.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Selain memberi informasi kepada anggota ISIS, al-Fatihin juga berusaha menargetkan para pendukungnya di Malaysia, Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand selatan dan Filipina selatan.

"Al-Fatihin berisi pesan-pesan ISIS yang menyerukan kepada kelompok-kelompok militan di Indonesia dan Filipina, untuk bersatu dan menjanjikan kesetiaan mereka kepada Abu Bakr al-Baghdadi," tulis Jasminder Singh dan Muhammad Haziq Jani, analis terorisme di Nanyang Technological University.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

"Al-Fatihin menggerakkan titik bahwa, tidak peduli perbedaan dan nuansa dalam bahasa, identitas dan asal-usul. Dengan demikian, semua jihadis berbahasa Melayu harus bertindak sebagai satu," ujar penulis, seperti dikutip dari TIME.

Dua hari setelah surat kabar diluncurkan, ISIS merilis sebuah video yang menyatakan Filipina sebagai wilayahnya dan menyerukan kepada para jihadis Asia Tenggara untuk melakukan perjalanan ke Filipina jika mereka tidak dapat pergi ke Suriah.

Remaja 16 tahun yang menikam pendeta dan bishop di Australia

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Remaja laki-laki berusia 16 tahun yang dituduh menikam dua pendeta saat kebaktian gereja di kota Sydney, Australia timur, resmi didakwa melakukan pelanggaran terorisme.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024