Mahathir Dinilai Sulit Perkuat Posisi Malaysia di ASEAN
- Reuters
VIVA –Pemilihan umum Malaysia memenangkan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri mengalahkan Perdana Menteri petahana, Najib Razak. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Mahathir dalam memimpin Malaysia saat ini.
Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth menilai, Mahathir dengan umurnya yang telah 92 tahun saat ini, akan sulit mengendalikan ASEAN. Apalagi, situasi dalam negeri Malaysia sendiri saat ini juga cukup rumit
"Seperti membereskan korupsi yang sangat luar biasa, saya pikir pekerjaan Malaysia sangat berat, kedua Mahathir kan juga makin tua. Enggak mungkin lagi dia punya fresh idea," kata Adriana dalam diskusi di Jakarta, Sabtu 12 Mei 2018.
Ia mengatakan, dahulu di tengah persahabatan Mahathir, Soeharto dan Lee Kuan Yew, ASEAN masih memiliki kekuatan pemimpin yang cukup mampu mengendalikan ASEAN.
"Tapi, hari ini ASEAN tidak punya lagi strong leader," imbuhnya.
Dia mengibaratkan, kepemimpinan Mahathir saat ini seperti melawan alam yang menggambarkan bahwa generasi muda juga akan tumbuh sebagai pemimpin. Sebab, generasi muda lebih mempunyai 'fresh idea' untuk bisa membawa Malaysia kepada arah yang lebih baik.
"Jadi di dalam ASEAN, saya pikir dinamika yang terjadi di Malaysia ini perlu diperhatikan. Karena bagaimana pun malaysia adalah salah satu negara pendiri ASEAN," ujarnya.
Ia melanjutkan, bahwa saat ini ASEAN seperti tak tentu arah. Terlebih lagi, seluruh negara anggotanya disibukkan dengan urusan dalam negeri masing-masing.
"Persis (kerepotan di dalam), Malaysia juga ada kita juga ada. Misalnya kita baru mengalami kerusuhan di Mako Brimob, jadi isu domestik kelihatannya lebih mendominasi ASEAN hari ini," tuturnya.