Peter Sondakh Bantah Bantu Eks PM Najib 'Lari' dari Malaysia
- REUTERS/Bazuki Muhammad
VIVA – Berita rencana kepergian eks Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak dan istrinya ke Jakarta yang dikabarkan menggunakan jet pribadi miliki pengusaha asal Indonesia, Peter Sondakh, menjadi perbincangan besar di Malaysia. Bahkan, kepergian tersebut diisukan sebagai upaya menghindari kewajiban hukum yang dilakukan Najib.
Sebelumnya, seperti dikutip Malaysiakini, pada Sabtu 12 Mei 2018, daftar manifest penerbangan eks PM Najib tersebar luas di media sosial Malaysia. Dalam daftar itu terlihat nama Najib Razak dan istri akan berangkat ke Jakarta pada Sabtu 12 Mei 2018 pukul 10.00 WIB dengan pesawat Premiair dengan kode PK-RJX.
Atas sejumlah data investigasi yang didapat tersebut, media Malaysiakini kemudian menyangkutpautkan pemilik maskapai tersebut dengan kedekatannya dengan eks PM Najib Razak. Bahkan, juga terkait kontroversinya atas penjualan 37 persen saham di Eagle High Plantations ke Felda seharga US$505,4 juta yang terjadi pada 2017 lalu.
Namun, Juru Bicara PT Rajawali Corpora, Satrio Tjai mengatakan, bahwa apa yang disampaikan oleh media Malaysia tersebut tidak benar. Terlebih, tidak benarnya isu yang disangkutpautkan dengan upaya Peter Sondakh membantu upaya kepergian Najib dari Malaysia.
Menurut dia, selama ini memang eks PM Najib dan Peter Sondakh sangat akrab, namun keakraban tersebut hanya sebatas pertemanan sehingga tak ada urusannya dengan politik di Malaysia.
"Yang terjadi itu masalah politik, apalagi saat ini Pak Peter tidak ada di Jakarta. Jadi tidak benar ada pertemuan antara Pak Najib dan Pak Peter Sondakh di Jakarta," tegas Satrio saat dihubungi VIVA, Sabtu 12 Mei 2018.
Ia menuturkan, adanya isu yang terjadi di Malaysia saat ini dipastikan tidak diketahui oleh Peter Sondakh, karena sejak dua minggu yang lalu tidak ada di Jakarta dan Asia.
"Jadi bisa dipastikan Pak Peter bantah kalau ada kontak dengan Pak Najib, karena dia sedang cuti dengan keluarganya sejak lama dan tak sedang berada di Jakarta atau Asia," tambahnya.