Mahathir Jadi Perdana Menteri Lagi Setelah 15 Tahun Pensiun
- www.wsj.com
VIVA – Mahathir Mohamad (92 tahun) resmi kembali ke tampuk kekuasaan setelah berhasil mengantarkan kubu oposisi, Pakatan Harapan, untuk pertama kalinya mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang telah berkuasa sejak Malaysia merdeka tahun 1957.
Dilansir dari BBC Indonesia, pria yang pernah memerintah Malaysia selama 22 tahun sebelum mundur tahun 2003 itu diambil sumpahnya sebagai perdana menteri ketujuh oleh raja yang berkuasa di Malaysia sekarang, Sultan Muhammad V.
Upacara digelar di Istana Negara, Kuala Lumpur, Kamis malam waktu setempat, 10 Mei 2018. Sesuai dengan undang-undang negara itu, raja yang berkuasa atau Yang Dipertuan Agong mengambil sumpah perdana menteri.
Pengambilan sumpah sempat tertunda dan muncul berbagai teori konspirasi tentang keterlambatan pengukuhan Mahathir sebagai perdana menteri, meskipun hasil pemilu sudah diumumkan beberapa jam sebelumnya.
Istana Negara membantah tudingan pihaknya menunda pengambilan sumpah perdana menteri baru namun harus melalui prosedur yang berlaku sehingga memerlukan waktu.
Sebelum dilantik, Mahathir Mohamad mengatakan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak disangka, pada akhirnya bisa terwujud.
"Kita telah melakukan sesuatu yang selama ini mustahil untuk berlaku. Angin perubahan telah melanda.”
"Semalam, kita telah memilih untuk mengembalikan maruah negara. Terima kasih kami ucapkan. Kami akan menunaikan janji-janji yang telah dibuat dan bersedia berhadapan dengan rakyat," demikian tulis Mahathir lewat akun dengan nama penanya, Chedet.
Ketika menuju Istana Negara, Mahathir menggunakan limosin Proton Perdana dengan nomor "Proton 2020".
Nomor itu mencerminkan visi Mahathir yang pernah digagasnya ketika menjadi perdana menteri sebelumnya untuk menjadikan Malaysia sebagai negara maju tahun 2020.
Selain didampingi istrinya, Siti Hasmah Ali, Mahathir didampingi oleh para pemimpin partai-partai yang tergabung dalam koalisi Pakatan Harapan.
Mereka adalah presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Ismail -yang merupakan istri dari pemimpin de facto oposisi Anwar Ibrahim, presiden Partai Bersatu Muhyiddin Yassin, Sekjen Partai Aksi Demokratik Lim Guan Eng dan presiden Partai Amanah Mohamad Sabu.
Merasa tidak sedang bertikai dengan kepemimpinan Malaysia di bawah Najib Razak, Mahathir keluar dari UMNO, komponen partai terbesar di koalisi Barisan Nasional, membentuk partai Bersatu dan berkongsi dengan partai-partai yang sebelumnya dimusuhinya.
Najib menerima kehendak rakyat
Menyusul pengumuman resmi hasil pemilihan umum yang digelar pada Rabu, Najib Razak, mantan perdana menteri dan pemimpin Barisan Nasional yang dikalahkan oleh Mahathir Mohamad, mengatakan ia "menerima kehendak rakyat dan pihak Barisan Nasional memang bertekad menghormati demokrasi."
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Khairy Jamaluddin menekankan pentingnya estafet kekuasaan menyusul kekalahan mengejutkan yang dialami Barisan Nasional.
"Kini tiba waktunya bagi mereka yang secara bebas dipilih oleh rakyat Malaysia untuk memimpin negara kita," katanya.
"Negara kita hanya dapat bertahan jika kita melakukan pemindahan kekuasaan secara tertib dan mulus," ujar politikus UMNO yang dipilih kembali menjadi anggota parlemen itu.
Politikus lain dari koalisi Barisan Nasional yang kalah, Abdul Rahman Dahlan, menyerukan kepada partai-partai anggota koalisi dan para pendukungnya untuk tetap kokoh dan menjadi oposisi yang efektif.
"Meskipun kalah, kita harus membangun kembali kekuatan partai untuk berjuang di kesempatan lain. Kuatlah. Mari kita menjadi oposisi yang efektif dan memastikan Pakatan Harapan menepati janji-janji selama 100 hari pertama," demikian cuit kepala bagian komunikasi strategis Barisan Nasional.
Pakatan Harapan meraih 113 kursi dari total 222 kursi parlemen sehingga melewati ambang batas minimum 112 kursi untuk dapat membentuk pemerintahan baru.