Di Balik Kehidupan Pekerja Nomaden Kaum Milenial
- abc
Para nomaden berpendapat bahwa mereka membawa keterampilan baru ke negara tuan rumah. Masuknya yuppies teknologi telah menjadikan pulau ini dijuluki "Silicon Bali". Pembagian keterampilan menjadi kunci bagi etos nomaden, tetapi seberapa sering penduduk lokal terlibat?
"Saya berceramah di tempat kerja bersama di seluruh Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Ada warga setempat di situ juga. Mereka bertanya dan saya selalu bersedia membantu," kata Moreau, yang menjalankan konferensi Berbagi Keterampilan Pemasaran Digital Bali.
"Tingkat keterampilan di sektor pemasaran digital di Indonesia masih rendah. Semakin banyak orang dengan keterampilan tinggi di sini, semakin menguntungkan perekonomian," jelasnya.
Namun model ini bergantung pada inisiatif ruang kerja bersama untuk mengadakan acara, warga setempat yang membeli tiket dan berbahasa Inggris. Moreau mengakui tidak semua ruang kerja bersama bersifat proaktif.
"Banyak yang hanya kantor bersama," katanya.
Apakah etis menjadi nomaden digital?
Yang terbaik, nomaden digital menjadi pembawa dana untuk perekonomian lokal. Yang terburuk, mereka menjadi neo-kolonialis, memanfaatkan biaya hidup murah.
Ahli sumber daya manusia, Angela Knox, menyatakan ragu bahwa menjadi nomaden digital yang etis itu mungkin terjadi.
"Bahkan jika mereka berhati-hati dalam membelanjakan uang di sana, itu akan menaikkan biaya bagi penduduk setempat," ujarnya.
Kesulitan hidup para nomaden bisa jadi pembatas bagi orang Barat untuk melakukan hal sama. Untuk setiap kenikmatan air kelapa di sore hari, misalnya, ada urusan visa yang rumit di baliknya.
"Pekerjaan jarak jauh tidak mulus begitu saja," kata Knox, profesor dari University of Sydney.
Menurut dia, ruang kerja bersama terbuka, teknologi yang tak dapat diandalkan dan perbedaan zona waktu dapat membuat nomaden tidak produktif.
Knox yakin pihak perusahaan dapat berbuat lebih banyak untuk menghentikan orang muda cerdas meninggalkan Australia.
"Salah satu alasan utama mereka pergi adalah karena mereka tidak mendapatkan pekerjaan tetap. Orang juga akan berpikir dua kali untuk pergi ke tempat lain jika upah di sini lebih menarik," katanya.