Pria Bule Belajar ke Dukun Tewas Babak Belur di Hutan Peru
- CENTRAL EUROPEAN NEWS
VIVA – Aksi penghakiman massa terekam kamera ponsel yang videonya kemudian beredar di media sosial. Massa di desa yang dikelilingi hutan tropis di Peru mengadili dengan brutal ala hukum rimba seorang pria asal Kanada yang bernama Sebastian Woodroffe.
Dalam video yang beredar, Sebastian Woodroffe disebutkan sempat memelas dan memohon agar orang-orang mengampuni nyawanya. Namun dia tetap dibantai dengan tuduhan membunuh seorang dukun perempuan yang bernama Olivia Arevalo Lomas. Sebelumnya, pada hari yang sama, Lomas ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan luka tembakan di tubuhnya.
Meski tak ada bukti kuat bahwa Woodroffe yang menghabisi nyawa Lomas namun massa dengan beringas menghakimi pria yang merupakan pendatang itu. Dia diketahui datang ke pedalaman hutan Peru karena ingin belajar soal pengobatan tradisional yang dipraktikkan Lomas khususnya soal ayahuasca, cairan yang berisi ramuan yang biasa diketahui bisa membuat orang-orang pedalaman mengalami halusinasi.
Dikutip dari laman The Sun, dukun perempuan berusia 81 tahun yang berasal dari Shipibo-Konibo ditembak pada Kamis pekan lalu dan lalu Woodroffe dituduh sebagai pelakunya.
Atas video tersebut, Ketua Jaksa Ricardo Palma Jimenez di Ucayali membenarkan bahwa pria yang meminta agar nyawanya diampuni itu benar adalah Woodroffe. Dia dicekik hingga tewas setelah mengalami babak belur dipukul ramai-ramai. Jasadnya kemudian ditemukan dalam sebuah lubang kuburan dangkal tak jauh dari rumah si dukun.
"Kasus ini lanjut, kami tak akan berhenti hingga pembunuh orang lokal dan pria Kanada ini benar-benar ditangkap," kata Jaksa Jimenez kepada Reuters.
Sementara hingga saat ini diketahui belum ada satu pun orang yang ditahan terkait dua pembunuhan tersebut.
Woodroffe yang berasal dari British Columbia adalah satu di antara ribuan orang yang sengaja datang ke pedalaman Peru untuk mempraktikkan ritual ramuan ayahuasca yang diyakini bisa menyembuhkan banyak penyakit. Namun kini nasibnya berakhir tragis.
Sementara itu diketahui masih ada sejumlah kasus pembunuhan yang tidak terungkap di pedalaman Peru dengan korban para aktivis masyarakat adat. Bahkan mereka tewas setelah terlebih dahulu mendapatkan sejumlah ancaman dari sindikat pencurian kayu dan perusahaan kelapa sawit yang berusaha mereka halau dari tanah warga lokal.